FaktualNews.co

Ironis, Jenazah Nenek di Mojokerto Harus ‘Melompat’ Tembok 1,5 Meter

Peristiwa     Dibaca : 2156 kali Penulis:
Ironis, Jenazah Nenek di Mojokerto Harus ‘Melompat’ Tembok 1,5 Meter
FaktualNews.co/Istimewa/
Keranda jenazah nenek Sutinah (60) warga Dusun/Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (12/3/2018).

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Cerita miris proses pemakaman nenek Sutinah (60) warga Dusun/Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mencuat di media sosial.

Dalam video berdurasi 41 detik yang diunggah di media sosial pada Senin, 12 Maret 2018 kemarin, tampak sejumlah warga berbondong-bondong mengantarkan jenazah Sutinah menuju ke pemakaman.

Namun, ketika hendak dimakamkan dari rumahnya menuju ke pemakaman. Keranda jenazah nenek Sutinah, warga Dusun/Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, harus melewati ‘lompat’ tembok pagar setinggi 1,5 meter.

Untuk memastikan kebenaran tersebut, FaktualNews.co mendatangi rumah duka, Selasa (13/3/2018), pihak keluarga mengaku tidak ada jalan lain selain melompat tembok itu untuk membawa jenazah sampai di makam.

“Jalannya ya cuma lompat tembok itu. Ada jalan lain, tapi ya sangat sempit, lebarnya hanya 60 sentimeter, keranda kan tidak bisa lewat, soalnya kanan kiri ada tembok rumah warga,” jelas Sarmin, salah satu anak nenek Sutinah, kepada FaktualNews.co, Selasa (13/3/2018).

Tembok itu dibangun oleh pihak desa setempat usai permasalah adanya galian c ilegal di desa setempat dilaporkan ke polisi sekitar satu tahun lalu.

“Saya salah satu warga yang berpartisipasi melaporkan galian c di desa kami ini ke polisi. Ada indikasi pihak desa tidak suka dengan perbuatan kami melaporkan galian c itu ke polisi,” katanya.

Sarmin menjelaskan, di Desa Kalikatir, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto ada lokasi galian c yang legal dan ilegal. “Yang resmi itu ya yang di area persawahan. Sedangkan yang kami laporkan itu yang penggalian sungai,” tuturnya.

Semenjak itu, pihak desa memblokir akses masuk ke rumah Sutinah dan Sarmin dengan menggunakan tembok permanen. “Alasannya ya tidak seberapa jelas kenapa harus ditutup jalan masuk ke rumah ini,” tuturnya.

Pasca pemblokiran tersebut, pejabat Kecamatan Gondang juga sempat mendatangi rumah Sutinah dan Sarmin untuk melihat jalan yang diblokir. “Saat itu, Pak Camat bilang kalau tembok yang menutup jalan ini akan dibongkar. Bahkan saya disuruh bikin pintu pagar dari besi,” bebernya.

Namun, lanjut Sarmin, pihak desa tidak memberikan keputusan untuk membongkar tembok dan membuka akses masuk ke rumah Sarmin dan Sutinah sampai saat ini.

Dengan adanya tembok itu, Sarmin mengaku kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. “Saya setiap hari jualan sayur pakai motor, bawa rombong. Kalau jalan ini diblokir, motor saya tidak bisa masuk. Terpaksa saya titipkan di rumah tetangga saya,” kata Sarmin.

Sarmin berharap, pemerintah bisa segera membuka akses masuk ke rumah Sarmin agar keluarganya bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan lancar. “Saya sebenarnya tidak minta lebar, yang penting motor sama rombong saya bisa masuk rumah,” harapnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul