Bongkar Muat Liar, Picu Penerapan Sistem Satu Arah Jalan Depan Kelenteng Jombang?
JOMBANG, FaktualNews.co – Sudah tiga hari ini masyarakat yang ada disekitar jalan RE Martadinata Desa Kepatihan, dirugikan dengan penerapan sistem satu arah (SSA) oleh Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mulai Senin (12/3/2018) kemarin.
Rencana penerapan sistem satu arah di Jalan RE Martadinata tersebut menuai pro kontra dari warga. Meski selama seminggu ini, masih dilakukan uji coba. Namun, tidak menutup kemungkinan SSA Jalan RE Martadinata akan diberlakukan secara permanen oleh Dishub Jombang.
Arus kendaraan yang melintas di Jalan RE Martadinata ini diberlakukan sistem satu arah dari arah selatan ke utara atau menuju ke pasar legi. Sedangkan dari pasar legi menuju ke selatan tidak diperbolehkan.
FaktualNews.co, melakukan pemantauan dan penggalian informasi di sekitar lokasi Jalan RE Martadinata.
Berdasarkan penuturan warga sekitar Jalan RE Martadinata, kemacetan di jalur sekitar pasar legi tersebut terjadi setiap pukul 07.00 WIB dan sekira pukul 12.00 WIB, waktu berangkat maupun pulang anak sekolah.
Kondisi ini disebabkan adanya aktifitas bongkar muat di toko rejeki. Toko ini tidak memiliki lokasi yang cukup luas untuk melakukan bongkar muat di dalam, sehingga tak jarang truk melakukan bongkar muat di tepi jalan RE Martadinata.
Sama halnya dengan depot Barbar serta bakso mama 2, kendaraan roda empat maupun roda dua diparkir di tepi jalan sisi kiri dan kanan. Sehingga menimbulkan penyempitan jalan dan macet.
“Macetnya itu waktu anak sekolah pulang, sama kalau toko rejeki ini lagi bongkar muat barang. Belum lagi waktu bakso mama sama barbar ini buka kan mereka nggak ada tempat parkir,” kata Sulasmi, saat ditemui FaktualNews.co, Rabu (14/3/2018).
Tiga hari penerapan sistem satu arah di Jalan RE Martadinata itu, juga menyulitkan jemaat yang hendak pulang dari Gereja maupun Kelenteng Hok Liong Kiong.
Mereka harus memutar mulai jalan A Yani depan pasar legi ke timur sampai pertigaan jalan PB Sudirman belok ke kiri lewat jalan P Kapten Tendean hingga jalan Teuku Cik Ditiro.
Jika menggunakan kendaraan roda dua, dari Kelenteng maupun Gereja masyarakat bisa lewat jalan ‘tikus’ mulai selatan Kelenteng Hok Liong Kiong jalan RE Martadinata, jalan Untung Suropati masuk gang 2.
“Jengkel banget rasanya, setelah dari Gereja harus memutar jauh untuk sampai di rumah. Sebelum diberlakukan harusnya di sosialisasikan atau dipikirkan dampaknya bagi warga,” tutur Julian, kepada FaktualNews.co, Rabu (14/3/2018).
Bahkan kemarin warga sempat mengadakan rapat di balai desa hanya untuk mencari keputusan mengenai pemberlakuan sistem satu arah yang sudah dilakukan uji coba selama tiga hari ini.
“Kemarin sempet ada mediasi warga mengenai pemberlakuan jalan satu arah di balai desa, tapi belum ada hasil entah mau demo atau apa nunggu keputusan lagi,” kata Julian.
Diketahui, kebijakan penerapan sistem satu arah di tiga titik jalan di Kabupaten Jombang oleh Dishub setempat, memicu gelombang penolakan dari warga.
Sehingga, Dishub Jombang menganulir pemberlakuan sistem satu arah di Jalan Jayanegara, karena banyak penolakan. Namun, Jalan RE Martadinata dan Jalan Seroja tetap dilakukan uji coba satu arah. (Elok Fauria)