SIDOARJO, FaktualNews.co – Maraknya kasus bullying di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, karena dipicu beberapa faktor.
Kordinator Advokasi dan Litigasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sidoarjo, Vira Meyrawati Raminta mengatakan aksi bullying dan kekerasan dapat dipicu dengan beberapa hal, yakni bekelompok atau geng, lingkungan, internet yang saat ini mudah diakses di warung-warung kopi sampai tayangan yang ada di televisi.
“Yang ada, anak-anak itu bagaimana caranya menjadi eksis maupun keren. Nah, eksis dan kerennya mereka ini tidak kesampaian dan ketika mencari pembuktian diri itu nggak dapet akhirnya mencari kepuasan diri,” jelasnya, kepada FaktualNews.co, Kamis (15/3/2018).
Ia menambahkan, orang tua yang memberikan fasilitas lebih seperti televisi berada di kamar seorang anak, gadget canggih nan mahal, justru tidak baik buat anak. “Sebenarnya televisi dan gadget itu lebih berpengaruh terhadap gangguan psikis anak,” kata Vira.
Sementara itu, lanjut Vira, untuk korban bullying rata-rata mereka cenderung pendiam, menarik diri, tidak percaya diri bahkan sampai ada yang nekat bunuh diri. “Kalau sudah menjadi korban bullying, maka yang didapat korban tidak PD baik berteman, maupun saat menerima pelajaran dan lainnya,” terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta agar semua pihak baik dari orang tua, lingkungan dan guru khususnya guru bimbingan konseling turut berperan menjaga anak-anak mereka, supaya tidak menjadi korban maupun pelaku bullying.
Diketahui, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sidoarjo, mendapat pengaduan kasus bullying terhadap anak sebanyak empat kali. Dari 4 aduan itu, salah satunya yakni aksi kekerasan.
“Ada empat pengaduan, antara lain di Kecamatan Buduran dua kali, Kecamatan Sedati dan di Kecamatan Taman, Sidoarjo,” jelas Vira.