Alasan Sibuk, 643 Kartu Indonesia Pintar untuk Warga Surabaya Tak Dibagikan
SURABAYA, FaktualNews.co – Ahmad Zahri Hamid Romadhona (32), kurir yang mengirim 643 Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada para pelajar di Kelurahan Gebang dan Keputih, Sukolilo, Surabaya, mengakui kelalaian yang telah dilakukannya.
Tenaga freelance PT. SAP, selaku penyalur KIP itu tidak menyerahkannya, lantaran kesibukannya. Setiap hari, dia harus selalu mengantarkan barang kepada penerima berbeda.
Kartu untuk program pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah (6-21 tahun) yang yang berasal dari keluarga miskin dan rentan itu seharusnya sudah diserahkan pada bulan April 2016 kepada yang berhak menerima. Namun oleh Hamid, KIP tersebut disimpan hingga dua tahun.
Ratusan kartu itu sendiri baru diketahui Kepolisian ketika ditemukan di tempat laundry milik Umi Kalsum, Sukolilo, Surabaya.
“Kelalaian Hamid, itu dikarenakan kesibukannya sebagai kurir freelance. Kadang hari ini berada di Surabaya, besoknya sudah pindah tempat ke Jember atau kota lainnya,” sebut Kapolrestabes Surabaya, Kombs Pol Rudi Setiawan, menirukan pengakuan Hamid, Jumat (23/3/2018).
Kesibukannya itu membuat Hamid lupa untuk mengirimkan. Namun, dia juga sudah mengutarakan hal tersebut ke Simon (atasan yang memberi order dari PT. SAP). Oleh Simon, dia diminta agar kartu KIP itu disimpan dulu di rumahnya.
Hamid sendiri tidak bisa menyerahkan langsung, lantaran dari pihak kelurahan harus ada yang mendampingi saat mendistribusikan KIP ke penerima.
Adapun rincian jumlah KIP yang harus diserahkan di dua kelurahan itu, yakni Kelurahan Gebang 220 buah dan Kelurahan Keputih 423 buah.
Meski belum didistribusikan, pelajar yang seharusnya menerima KIP itu tidak dirugikan. Beasiswa atau bantuan dari pemerintah tetap diterima pelajar yang berhak.
Diberitakan sebelumnya, warga di Kecamatan Sukolilo menemukan satu karung berkas dan kartu KIP yang berisi 643 buah, kartu itu ditemukan di Loundry milik Umi Kulsum di Jangkungan, Sukolilo, Senin (19/3/2018) lalu.