Peristiwa

Info Lantas Sidoarjo, Sarana Membangun Daerah Lewat Medsos

SIDOARJO, FaktualNews.co – Media sosial (medsos), belakangan merupakan sarana terbesar bagi penyebar berita hoax. Namun, apabila digunakan dengan bijak, maka media sosial lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.

Seperti yang dilakukan komunitas Info Lantas Sidoarjo (ILS) ini misalnya. Memanfaatkan fasilitas group di medsos Facebook, mereka saling berbagi informasi kehilangan, kecelakaan, bencana, kemacetan di jalan dan peristiwa-peristiwa kemanusiaan lainnya.

Tidak hanya memberikan informasi, mereka juga saling tukar pikiran untuk mengatasi permasalahan dan mencari solusi setiap ada informasi yang masuk dari ratusan ribu anggota yang aktif dan dari netizen lain dalam meja kerjanya (FB ILS)

Seperti saat ini, kondisi darurat jalan rusak di Kabupaten Sidoarjo membuat mereka turun tangan. Setelah mendapat informasi jalan rusak yang masuk di group ILS, para anggota langsung menindaklanjuti dengan cara memberi peringatan menggunakan cat pilok.

“Seperti yang kami lakukan saat ini, setelah mendapat informasi, kemarin kami tandai terlebih dahulu dan saat ini kita lakukan penambalan jalan dengan biaya swadaya ataupun memakai bahan material seadanya,” kata Eva Puspasari, Wakil Ketua ILS, Minggu (25/3/2018).

Perempuan berusia 33 tahun itu menambahkan, Karena Kabupaten Sidoarjo memiliki 18 kecamatan, komunitas ILS ini juga membuat kordinator wilayah. Sehingga apabila mendapat informasi, dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.

“Kalau ada informasi jalan rusak misalnya di Wonoayu, maka di handle korcam wonoayu. Berita penemuan barang berharga atau identitas juga, selama alamatnya atau informasinya jelas, pasti diberikan kepada pemiliknya,” terang warga asli Sidoarjo itu.

Sepak terjang ILS yang tinggi dalam menyampaikan sebuah informasi, sampai diakui oleh Polresta Sidoarjo. Bahkan menjadi mitra kepolisian dan diangkat menjadi netizen anti hoax yang deklarasinya dihadiri langsung oleh Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian.

“Meskipun kami menjadi mitra polisi, kami tetap saja ditilang kalau melanggar lalu lintas. Kami ingin berikan pembelajaran ke anggota dan masyarakat luas untuk menaati aturan lalu lintas,” tuturnya.

Komunitas ILS sendiri berdiri pada tanggal 14 September 2015. Group ILS pertama kali dibuat dan diketuai oleh Effendi. Untuk menunjukkan keprofesionalannya ILS saat ini dalam proses berbadan hukum.

“Selama peduli dan mau membenahi untuk memajukan kota Sidoarjo yang lebih baik, kami terbuka,” kata Amellia sapaan akrabnya yang berasal dari Desa Nyamplung, Kecamatan Wonoayu tersebut.

Dari ratusan ribu anggotanya, banyak yang masih sekolah, pekerja swasta, PNS sampai dari instansi-instansi. “Anggota kami ada yang masih sekolah, pekerja swasta sampai PNS,” pungkas ibu tiga anak tersebut.

Anggota ILS melakukan perbaikan darurat jalan berlubang