NEW YORK, FaktualNews.co – Facebook mengalami kebocoran data terburuk sepanjang sejarah perusahaan. Jumlah data pengguna Facebook yang bocor telah mencapai 87 juta data.
Kepala Petugas Teknologi Mike Schroepfer, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Anadolu Agency, menyebut jika sebagian besar pengguna yang terkena dampak berada di Amerika Serikat (AS).
Dipaparkan, Facebook awalnya melaporkan bahwa 50 juta informasi pribadi penggunanya digunakan tanpa izin oleh Cambridge Analytica yang berbasis di London untuk kepentingan politik di Amerika Serikat.
Mike Schroepfer menegaskan, pihaknya akan memberi tahu para pengguna jika informasi mereka telah digunakan tanpa izin oleh Cambridge Analytica. Selain itu, perusahaan bertekad untuk melindungi data pengguna dengan lebih baik.
“Kami juga tidak akan lagi mengizinkan sejumlah aplikasi untuk meminta akses ke informasi pribadi, seperti pandangan agama atau politik, status dan detail hubungan, daftar teman, riwayat dan riwayat pekerjaan, dan aktivitas lainnya,” jelas dia.
Pekan lalu, pihak Facebook mengkonfirmasi bahwa CEO Mark Zuckerberg bersedia memberi kesaksian di hadapan Komite Kehakiman Senat pada 10 April.
Dua anggota parlemen AS pada Rabu mengatakan, Zuckerberg juga akan memberikan kesaksian kepada Komite Energi dan Perdagangan pada 11 April.
“Hearing ini akan menjadi kesempatan untuk menjelaskan masalah privasi data konsumen dan membantu semua warga Amerika untuk lebih memahami apa yang terjadi dengan informasi pribadi mereka,” jelas Ketua Komite Greg Walden lewat sebuah pernyataan.