Laris Manis, Keripik Salak Khas Nganjuk Buatan Santri Pesantren Baitul Atieq
NGANJUK, FaktualNews.co – Pondok Pesantren identik dengan tempat belajar kitab kuning dan ilmu agama. Di Pesantren, santri digembleng untuk mengerti dan memahami ilmu dan ajaran Islam secara mendalam.
Ternyata, selain ilmu agama, Pesantren juga menumbuhkan jiwa enterpreunership di kalangan santri. Dari pesantren, santri-santri kreatif bisa bermuculan dan mampu memproduksi makanan ringan yang memantik minat masyarakat.
Menumbuhkan jiwa enterpreunership dan membentuk santri yang berkarakter dan kreatif, sebagaimana dilakukan oleh Pondok Pesantren Baitul Atieq. Pesantren ini berada di Sesa Cepoko, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Di Pesantren ini, para santri mampu memproduksi makanan olahan dengan bahan baku buah-buahan yang tersedia melimpah di lingkungannya. Makanan ringan hasil karya para santri, yakni keripik salak.
Keripik salak hasil karya santri Pesantren Baitul Atieq, laris manis terjual ke pasaran. Kuncinya, produk yang berkualitas dan didukung dengan sistem pemasaran optimal, baik online maupun offline.
Pesantren Baitul Atieq berada di kawasan perkampungan salak. Di wilayah Nganjuk, kampung dari Pesantren tersebut mayoritas penduduknya memiliki kebun salak.
Tak heran, jika hampir setiap musim buah salak, para santri putra ataupun putri, selalu datang ke kebun salak dan memetiknya lalu dibawa ke Pondok.
Setibanya di Pondok, para santri putri kemudian mengupas buah salak. Mereka memisahkan antara buah dengan bijinya. Selanjutnya, buah salak diiris layaknya keripik pada umumnya.
Setelah proses mencuci irisan buah salak selesai, santri putra selanjutnya bertugas untuk memasukkan irisan buah salak tersebut ke mesin pengolahan. Proses di dalam mesin pengolahan berlangsung hingga sekitar satu jam setengah.
Selanjutnya, buah salak dikeluarkan untuk dipindahkan ke mesin pemeras minyak. Itu dilakukan agar minyak dan salak yang sudah kering menjadi keripik terpisah.
“Proses selanjutnya adalah memasukkan keripik salak hasil olahan ke dalam plastik kemasan,” Caca Sholihah, salah satu santri Pesantren Baitul Atieq.
Dijelaskan, keripik hasil olahan para santri laris manis dan terjual hingga ke luar kota. Mereka, memasarkan produknya dengan sistem online maupun offline.
“Bagi santri, mengolah keripik salak ini menjadi pembelajaran penting. Juga sebagai bekal untuk berwirausaha setelah lulus dari pondok,” beber Caca.