Pendidikan

USBN 2018, Siswa SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo Gunakan Smartphone

SIDOARJO, FaktualNews.co – Ada yang berbeda pada pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) 2018 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Umumnya USBN menggunakan laptop maupun komputer, namun di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo para siswa memakai smartphone dalam pengerjaan soal USBN dengan sistem computer based test (CBT) ini.

Pengerjaan soal menggunakan HP android di SMP Muhammadiyah 1 ini sudah dilakukan hampir selama 5 tahun, baik pada ulangan harian sampai ulangan semester.

“Memang kita biasakan sejak awal. Ulangan harian, ulangan semester, ulangan tengah semester maupun ulangan akhir semester kita sudah pakai sistem CBT berbasis android,” kata Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo Aunur Rofik, Senin (9/4/2018).

Pihak sekolah menggunakan sistem computer based test (CBT) berbasis android, agar para siswa-siswi merasa nyaman, tenang, tidak merasa ketakutan dan stres. Sehingga perlu alat-alat yang familiar. Nah, maka dari itu, mereka memilih handphone berbasis android.

“Pada jaman sekarang kan yang familiar bagi anak-anak yaitu handphone. Makanya kami gunakan CBT berbasis android. Dengan memakai handphone ini, membiasakan supaya anak-anak berintegritas. Karena Integritas segala-galanya bagi kami,” katanya.

Sebelum menggunakan sistem computer based test (CBT), handphone para siswa terlebih dahulu di cek oleh wali kelas masing-masing untuk mengantisipasi browsing jawaban. “Sebelumya kami lakukan pengecekan. Selama ini tidak kami temukan pelanggaran semacam itu,” tutur Aunur Rofik.

Ia mengaku sejak dilakukan sistem computer based test (CBT) berbasis android, tidak menemukan kendala yang berarti, baik jaringan error maupun yang lain. “Kami tidak pakai internet tapi menggunakan intranet, jadi soal-soal kami memang full di server sekolah, kemudian melalui wifi-dari server itu disambung ke kelas-kelas,” ujarnya.

Selama kegiatan belajar mengajar (KBM) biasa berlansung, pihak sekolah melarang para siswa membawa handphone. Namun, larangan itu tidak berarti kalau ada penugasan dari guru. “Memang sudah dilarang, kecuali ada intruksi dari guru untuk mencari data dalam pembelajaran sekolah,” pungkas Aunur Rofik.