NGANJUK, FaktualNews.co – Dua pusaka yakni Tombak Jurang Penatas dan Payung Tunggul Wulung diarak dalam Pawai Alegoris dan Kirab dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1081 Kabupaten Nganjuk Tahun 2018, Senin (9/4/2018). Selain itu, sejumlah tumpeng raksasa juga diarak disela-sela pawai tersebut.
Pawai Alegoris ini mengajak seluruh warga Nganjuk untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui beragam budaya yang dimiliki warga Nganjuk. Sekaligus mengingat bahwa dulunya pemerintahan Kabupaten Nganjuk berada di Kecamatan Berbek, yang kemudian seiring berjalannya waktu berpindah di Kota Nganjuk.
Pawai Alegoris kali ini dibuka oleh Plt Bupati Nganjuk KH. Abdul Wachid Badrus. Plt Bupati bersama pimpinan DPRD Kabupaten Nganjuk, Kapolres Nganjuk AKBP Nyoman Dewa Nanta Wiranta, Dandim 0810/Nganjuk Letkol Arh Sri Rusyono, beserta jajaran Forpimda berkumpul di Pendopo Kabupaten Nganjuk kemudian bersama-sama berangkat menuju Alun-Alun Berbek.
Setelah menerima sambutan berupa Uyon-Uyon dari Sanggar Karawitan SDN 1 Berbek dan Tari Jurit Anjuk Ladang, acara dilanjutkan dengan pembacaan laporan kegiatan oleh Kepala Dinas Disparporabud Drs. Gondo Hariyono. Setelah itu Plt Bupati menyampaikan sambutan serta memberikan pernyataan pembukaan. Kali ini Sambutan Plt Bupati disampaikan dalam bahasa jawa.
Plt Bupati mengatakan bahwa Pawai Alegoris dan Kirab Pusaka ini merupakan wujud warga Nganjuk menjunjung tinggi budaya leluhur di Kota Anjuk Ladang. Serta menggambarkan wujud gotong royong warga Nganjuk dalam membangun negara.
“Budaya yang sudah bagus ini mari kita jaga dan lestarikan, Lestarining Budaya Mujudake Kuncaraning Bangsa,” terang Plt Bupati.
Plt Bupati bersama seluruh jajaran juga Kepala OPD di lingkungan pemerintahan Kabupaten Nganjuk beserta istri memakai pakaian tradisional. Berjalan menaiki Kereta Kencana dari Alun-Alun Berbek, membawa Tombak Jurang Penatas dan Payung Tunggul Wulung menuju Pendopo Kabupaten Nganjuk.
Sesampainya di Pendopol, rombongan disambut dengan Tari Penyambutan Maeswara Swatantra Anjuk Ladang. Dua pusaka yang dibawa tadi diserahkan kepada Mbah Jaswadi dan Mbah Semi selaku sesepuh (Pamong Pusoko).