Bola

Gadaikan BPKB Agar PSID Jombang Bisa Berangkat Bertanding

JOMBANG, FaktualNews.co – Suka duka mengelola tim PSID Jombang banyak dirasakan kalangan pengurus serta jajaran pelatih. Kendala finansial, tak jarang membuat klub terancam gagal melakukan lawatan ke luar daerah.

Mantan pengurus PSID Jombang, Basuki mengungkapkan, selama beberapa tahun kebelakang, krisis finansial mendera tim asal kota santri.

Keuangan untuk pembiayaan tim tak bisa dipastikan berasal darimana. Gagal menggandeng pengusaha dan tak bisa mendapatkan kucuran dana dari pemerintah.

Larangan penggunaan APBD untuk tim amatir yang diberlakukan sejak tahun 2011 hingga awal tahun 2017, makin melengkapi derita PSID Jombang.

Pernah suatu waktu, tutur Basuki, tidak adanya kepastian biaya operasional tim, pelatih PSID Jombang harus menggadaikan BPKB miliknya. Uang dari menggadaikan BPKB tersebut digunakan untuk membiayai keberangkatan tim PSID Jombang.

“Dulu waktu teman-teman mau tanding keluar daerah, tepatnya mana saya lupa yang pasti luar Jawa. Pelatih utama sampai menggadaikan BPKB untuk biaya keberangkatan teman-teman,” ungkap Basuki.

Secara umum, lanjut Basuki, keuangan tim PSID Jombang lebih banyak ditopang oleh kerelaan pengurus. Untuk menopang perjalanan PSID Jombang, pengurus hampir pasti melakukan iuran demi iuran.

Tahun lalu ataupun tahun-tahun sebelumnya, situasi hampir sama. Bahkan, tahun ini tak banyak berubah. PSID Jombang masih menggantungkan kerelaan pengurus untuk ‘saweran’ agar tetap bisa bernafas dan ikut kompetisi.

Ketua PSID Jombang, H. Juliono, tak menampik adanya problem finansial klub yang tak kunjung menemukan ujung. Tahun ini, sebut dia, klub amatir yang dipimpinnya menerima bantuan dana dari Pemkab sebesar Rp22,5 juta.

Untuk mengarungi kompetisi liga 3 Jatim, jumlah dana tersebut, teramat jauh dari kata ideal. “Biaya untuk satu kali pertandingan, sekitar Rp15 juta. Kalau kita tuan rumah, ada pemasukan sekitar Rp8 juta,” bebernya.

Lantas, bagaimana dengan kekurangannya? Pria berkacamata yang terpilih untuk memimpin PSID Jombang pada pekan kedua Februari 2018 itu menjelaskan, ‘saweran’ menjadi solusi yang bisa ditempuh untuk saat ini.

“Sementara ya mengandalkan kerelaan pengurus untuk urunan (saweran). Kedepan, kita akan menggandeng pihak swasta agar mau berpartisipasi mengelola PSID,” tambah Juliono.

Basuki, mantan pengurus PSID Jombang, berharap ada perkembangan positif dari tim laskar Kebo Kicak. Manajemen yang baru diharapkan bisa mengoptimalkan sektor-sektor yang bisa membiayai PSID Jombang.

“Saya senang sekali dengan Pak Haji (Juliono), karena dia sudah mau menggandeng para pengusaha untuk mengurus PSID. Dan, saya harap kedepannya PSID lebih baik lagi,” katanya.