Bola

Manajemen ‘Bobrok’ Sebabkan PSID Jombang Sulit Berprestasi

JOMBANG, FaktualNews.co – Seretnya prestasi PSID Jombang di kancah sepakbola Nasional, dipengaruhi oleh kinerja manajemen dan terbatasnya anggaran. Berdiri sejak tahun 1953, laskar Kebo Kicak hanya jadi pelanggan kasta terendah di liga Indonesia.

Prestasi PSID Jombang selama berkiprah dalam percaturan sepakbola di Indonesia memang tidak ada yang menonjol. Tim kebanggaan kota santri, tak pernah bisa berbicara banyak di percaturan sepakbola Nasional.

“Kenapa sulit mendapatkan prestasi? Sebenarnya ini masalah yang sangat klise. Karena keterbatasan dana untuk mengarungi kompetisi yang notabene membutuhkan waktu yang panjang dan dana yang tidak sedikit,” kata Pelatih utama PSID, Mochammad Heru Sunarno.

Menurut Heru, faktor penyebab buruknya prestasi PSID Jombang adalah soal manajemen dan finansial klub di masa lalu. Itu akhirnya berdampak langsung pada performa tim dan berpengaruh terhadap prestasi PSID.

Apa yang disampaikan Heru, berbanding lurus dengan situasi PSID Jombang beberapa tahun belakangan. Jika pada rentang waktu tahun 70-an hingga 80-an, PSID Jombang disebut pernah menjadi tim favorit di level Jawa Timur, fakta miris justru terjadi saat melewati era tahun 2000.

Ironi ditengah seretnya prestasi melanda klub kota santri. Pada tahun 2010, pentolan pengurus PSID Jombang terjerat dalam kasus korupsi dana hibah APBD Jombang untuk PSID tahun anggaran 2008 – 2009.

Ketua dan Sekretaris PSID kala itu akhirnya digiring ke penjara karena diputus bersalah. Pasca adanya skandal korupsi yang menjerat pengurus, kondisi PSID Jombang sebagai klub amatir dan muara pembinaan dari persepakbolaan Jombang menjalani kehidupan suram.

Suramnya kondisi PSID Jombang makin lengkap dengan adanya larangan penggunaan APBD untuk klub sepakbola dari Kementerian Dalam Negeri. Praktis, sejak tahun 2011, PSID Jombang tak bisa lagi mendapatkan asupan dana dari pemerintah.

Kran dana dari APBD bagi klub sepakbola amatir kembali dibuka pada tahun 2017 lalu. Namun, hal itu juga belum banyak menolong kondisi finansial PSID Jombang.

Pada tahun 2018, PSID Jombang berpartisipasi dalam Liga 3 Jatim. Klub amatir asal kota santri ini mendapatkan kucuran dana hibah dari Pemkab Jombang sebesar Rp22,5 juta.

“Itupun dananya belum kami terima,” kata Juliono, ditemui seusai pertandingan antara PSID Jombang melawan Persikoba Batu di Stadion Merdeka Jombang, akhir pekan lalu.

Sutyo Praftomo, Sekretaris Umum PSSI Jombang mengungkapkan, manajemen dan finansial tim menjadi penyebab utama mampetnya prestasi PSID Jombang. “Masalah dana sepertinya menjadi masalah yang paling penting kalau mau bicara prestasi,” katanya saat dihubungi FaktualNews.co melalui pesan tertulis, Selasa (10/4/2018).

“PSID Jombang sudah berusaha maksimal dengan kondisi seadanya. Tahun (2017) kemarin hanya di putaran satu. Tahun ini, manajemen baru diharapkan bisa mendongkrak prestasi PSID,” tambahnya.

Heru Sunarno, pelatih PSID Jombang menuturkan, kondisi PSID yang saat ini memang benar-benar-benar tertolong dengan adanya pembaruan sistem dari pergatian kepengurusan PSID di awal periode ini.

“Bersyukur karena ada manajemen baru. Insyallah akan membawa PSID lebih baik,” jelas Heru saat di konfirmasi ulang.