FaktualNews.co

PSID Jombang, Ikon Sepakbola Kota Santri yang Harus ‘Dijaga’

Bola     Dibaca : 1643 kali Penulis:
PSID Jombang, Ikon Sepakbola Kota Santri yang Harus ‘Dijaga’
FaktualNews.co/Redaksi/
Pemain PSID Jombang mendelay bola saat melawan Persebaya U-19

JOMBANG, FaktualNews.co – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang, Joko Triono, mengakui jika dana yang digelontorkan untuk PSID Jombang terlalu kecil.

Meski dengan kondisi finansial yang masih ‘kembang kempis’, PSID Jombang tetap harus mengikuti kompetisi dan menuntaskannya hingga akhir.

Menurut Joko Triono, sebagai klub berlatar belakang perserikatan dan menjadi ikon sepakbola di kota santri, eksistensi laskar Kebo Kicak diharapkan tetap terjaga dalam percaturan sepakbola Nasional.

Dikatakan, PSID Jombang merupakan klub bersejarah milik warga Jombang. Bagaimanapun caranya, laskar Kebo Kicak harus ‘dijaga’ agar bisa tetap eksis di persepakbolaan Nasional.

“Menurut pandangan saya, PSID kan sejarah. Jadi tetap harus kita perkuat dengan improvisasi,” ujar Joko Triono, Kamis (12/4/2018).

Dengan kondisi minimnya anggaran yang didapatkan dari pemerintah, cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sepak bola di Jombang adalah dengan menggandeng investor.

“Improvisasi maksudnya, tidak harus anggaran dari APBD. Tetapi bagaimana PSID harus mencari donatur atau investor yang mengerti bagaimana cara untuk memajukan sepakbola di Jombang,” jelasnya.

Joko menyatakan, DPRD tidak akan tinggal diam terhadap kondisi PSID Jombang. Namun, komitmen yang dimaksud tidak harus dengan memperbesar anggaran bantuan.

“PSID sekarang kan bukan lagi menjadi (klub) bolanya pemerintah daerah, tetapi sudah berada dibawah KONI dan Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga). Tapi kita tetap komitmen. Apa yang dibutuhkan, kita bantu lewat KONI,” ujarnya.

PSID Jombang, sejak tahun kemarin memperoleh kucuran dana hibah sebesar Rp22,5 juta. Pada tahun 2018 ini, subsidi dari pemerintah yang diterima PSID Jombang, masih sama, yakni Rp22,5 juta.

Untuk mengarungi Liga 3 Jatim, besaran dana tersebut jauh dari kata ideal. Secara hitungan kasar, biaya untuk satu kali pertandingan, memerlukan dana sekitar Rp15 juta. Sementara, pada setiap pertandingan kandang, Panpel hanya mampu meraup pemasukan rata-rata Rp8 juta.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i