Tanpa Bantuan Pemerintah, PSID Jombang Diyakini Bisa Berprestasi
JOMBANG, FaktualNews.co – PSID Jombang diyakini masih bisa bangun dari tidur panjangnya dalam percaturan sepakbola Indonesia. Meski tanpa ‘susuan’ APBD, Laskar Kebo Kicak diyakini masih bisa merengkuh prestasi.
Klub amatir milik warga kota santri ini didirikan pada tahun 1953 dengan Persatuan Sepakbola Indonesia Djombang atau PSID. Di usianya yang ke-65 tahun, catatan sejarah klub masih didominasi ‘prestasi’ sebagai langganan kasta terendah di liga Indonesia.
Banyak alasan yang membuat PSID sulit prestasi. Jangankan prestasi dalam bentuk trophy juara. Untuk bangkit dari kasta terendah dalam strata kompetisi sepakbola di tanah air, sulitnya minta ampun.
Kendala finansial menjadi masalah dominan yang menghantam PSID Jombang dari tahun-tahun, disamping masalah kinerja manajemen.
Kalangan pecinta dan pemerhati bola berharap, manajemen bisa mencurahkan improvisasinya guna mengangkat prestasi PSID Jombang. Masalah finansial, diharapkan tidak ‘hanya’ tergantung pada bantuan pemerintah.
Apalagi, bantuan yang bisa dikucurkan untuk PSID Jombang, pada tahun-tahun ini terlalu jauh dari kebutuhan ideal. Dalam setahun, PSID Jombang menerima kucuran dana Rp22,5 juta.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Jombang, Agus Susilo Sugioto, tidak menampik minimnya dana bantuan pembinaan untuk klub amatir milik kota santri, PSID Jombang.
“Untuk masalah APBD khusus ke PSID, saat ini Pemerintah belum bisa memberikan. Karena memang, saat ini kita masih terkendala dana. Mungkin tahun berikutnya, saat sudah longgar tidak ada Pilkada atau (kegiatan) lainnya,” bebernya, Rabu pekan ini.
Terkait bantuan dana untuk PSID Jombang, Agus mengatakan akan mengusulkan. Namun, kewenangan sepenuhnya ada di tangan Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Ketua DPRD Jombang, Joko Triono menyatakan, dengan kondisi minimnya anggaran yang didapatkan dari pemerintah, cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sepak bola di Jombang adalah dengan menggandeng investor.
“Improvisasi maksudnya, tidak harus anggaran dari APBD. Tetapi bagaimana PSID harus mencari donatur atau investor yang mengerti bagaimana cara untuk memajukan sepakbola di Jombang,” jelasnya.
Bayu Anggara (25), salah satu anggota Jomber, berharap agar manajemen PSID Jombang tidak tergantung dana dari APBD. Menurutnya, potensi pendanaan dari sektor swasta juga perlu digali untuk membiayai PSID Jombang.
“Manajemen perlu untuk meningkatkan program dan prestasi tim. Manajemen juga perlu untuk meningkatkan daya tarik PSID terhadap sponsor maupun masyarakat Jombang,” ujarnya.
Sekretaris Umum PSSI Jombang, Sutyo Praftomo, meyakini jika ada perubahan signifikan dari cara kerja manajemen, prestasi PSID Jombang bakal segera bangkit. Harapannya, ada perubahan signifikan yang dilakukan manajemen baru dalam mengelola tim PSID Jombang.
“Saya berharap dalam perubahan manajemen yang baru ini, ada perubahan representuh yang lebih baik. Terutama untuk mengangkat sepakbola di Jombang,” katanya, saat dikonfirmasi FaktualNews.co. (Elok F/Beny H/MSi)