FaktualNews.co

Hari Kartini, Perjuangan Perempuan di Jombang yang Tak Kenal Lelah Demi Pendidikan Anaknya

Nasional     Dibaca : 1327 kali Penulis:
Hari Kartini, Perjuangan Perempuan di Jombang yang Tak Kenal Lelah Demi Pendidikan Anaknya
FaktualNews.co/Elok Fauria/
Mardiah (55), warga Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, membuat genteng demi membiayai sekolah anaknya.

JOMBANG, FaktualNews.co – Meski dulu tak mampu mengenyam pendidikan tinggi, namun Mardiah tidak ingin anak-anaknya seperti dirinya. Meski perempuan berusia 55 tahun asal Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno ini harus bekerja keras untuk mewujudkan keinginannya tersebut.

Setiap hari tanpa mengenal lelah wanita paruh baya itu membuat genteng selama 25 tahun. Mardiah rela berlumuran lumpur untuk biaya pendidikan anak perempuannya.

Sekilas, mungkin mencetak genteng itu pekerjaan ringan bagi para lelaki. Tapi menjadi pekerjaan berat tatkala dikerjaan seorang perempuan yang harus mencangkul tanah liat, mencetak, menyaput agar permukaan lebih halus, bahkan ia harus memindahkan ketempat jemuran genteng.

Tentu saja Ibu Mardiah butuh tenaga ekstra untuk pekerjaan yang lebih tepat dilakukan kaum pria ini. “Setiap hari seperti ini, dulu masih kuat. Tapi sekarang sudah agak menurun kondisi badanya jadi semampunya saja,” tuturnya, kepada FaktualNews.co, Sabtu (21/4/2018).

Bahkan ia mengaku sering mengajak anaknya Lailatul Fitriyah untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya tatkala ia tengah libur sekolah. Meskipun hanya sekedar menata genteng yang sudah kering, namun hal tersebut sudah cukup membantu bagi ibunya.

Sifat ikhlas tanpa kenal lelah rupanya tercermin dari wajah sang anak. Setiap hari sebelum berangkat sekolah, Lailatu Fitriyah yang mempunyai keinginan bisa lulus sarjana ini selalu membantu ibunya, menata genteng. Bahkan ketika sepulang sekolah pun, melakukan lagi tugasnya.

“Mau berangkat sekolah, pulang sekolah Laila selalu kesini dulu. Bantu saya menata genteng. Meski ala kadarnya tapi buat saya sudah sangat membantu sekali,” tambah Mardiah.

Meski hasil dari membuat genteng tidak terlalu banyak namun, menurutnya cukup untuk menutupi kebutuhan keluarga. Bahkan putrinya Laila mengaku beruntung dan bangga punya ibu tangguh dan perkasa yang menjadi garda depan keluarga.

“Bangga punya ibu yang kuat, dan pengen jadi seperti ibu nanti,” tutur Laila, siswa kelas kelas 5 SD ini.

Walaupun hidup dengan sederhana dari hasil jerih payah membuat genteng dengan tangan-tangan yang mulai renta, Mardiah tetap bisa menyambung hidup. Semangat ibu yang pantang menyerah benar-benar diterapkan Mardiah dalam kehidupannya, dan tentu saja menjadi inspirasi bagi kita semua.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul