Medsos dan Tempat Karaoke, Penunjang Utama Prostitusi di Jombang
JOMBANG, FaktualNews.co – Satu demi satu, sisi lain kehidupan di Kota Santri mulai terungkap. Pengakuan sejumlah pihak terkait praktik prostitusi terselubung di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menunjukan masih eksist-nya bisnis esek-esek ini.
Penelusuran FaktualNews.co, ternyata cukup mudah untuk mendapatkan para penjaja seks di Kabupaten Jombang. Sejumlah tempat seperti warung kopi yang beroprasi di wilayah Mojoagung dan sejumlah tempat karaoke, ternyata menjadi lokasi untuk transaksi.
Bahkan, ada juga yang menggunakan fasilitas seperti media sosial (Medsos) Facebook dan Twitter. Dari penelusuran jurnalis FaktualNews.co, ada perbedaan yang mendasar dari cara yang digunakan para Pekerja Seks Komersial (PSK) ini untuk menjajakan tubuhnya.
Misalnya, mereka yang nyambi sebagai penjaga atau pelayan warung memang cukup mudah untuk diajak kencan. Sekali jalan, tarif yang dipatok tak cukup besar, hanya Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu.
“Tempat kencannya di kos kita. Atau di tempat kos short time. Bayarnya Rp 50 ribu untuk 2 jam,” kata Rr (22) salah PSK yang nyambi sebagai pelayan di salah satu warung di Kecamatan Mojoagung, Senin (23/4/2018).
Berbeda dengan PSK yang juga ‘berprofesi’ sebagai pemandu lagu. Dalam praktiknya, mereka tidak pernah menggunakan tempat kos, namun cenderung memilih fasilitas lebih baik, yakni hotel.
“Kalau st (short time) Rp 300 ribu, namun jika lt (long time) atau semalaman, Rp 1 juta. Belum termasuk tempatnya dan makan,” papar wanita yang mengaku berinisial Sl ini.
Sementara, untuk PSK yang menggunakan fasilitas medsos, lebih menjaga privasi. Biasanya wanita panggilan (WP) ini memposting di akun abal-abal milik mereka. Kemudian, lanjut berkomunikasi di inbok atau messenger. Hal itu untuk privasi masing-masing dan menghindari patroli dunia maya yang dilakukan aparat.
Para WP ini biasanya melakukan negosiasi sendiri atau atas persetujuan ‘si Mami’. Dari itu kemudian mereka janji untuk bertemu. Setelah kesepakatan tarif disepakati oleh kedua belah pihak.
“Kalau saya pakai DP (Down Payment) dulu, soalnya banyak yang palsu juga. Untuk DP st Rp 100 ribu, kalau lt tarifnya 1,3 juta, jadi DP Rp 200 ribu. Dikirim melalui rekening, kalau sudah transfer bertemu di lokasi janjian, biasanya di dekat alun-alun atau di cafe,” tuturnya Ze (20) mahasiswi salah satu PTS swasta di Kabupaten Jombang.
Dari pengakuan ketiga PSK itupun, jurnalis FaktualNews.co berupaya melakukan penelusuran lebih dalam. Di beberapa grup medsos Facebook, dan twitter ditemukan beberapa akun yang menawarkan jasa wanita panggilan.
Benar ternyata, pemilik nomor ponsel tersebut merupakan salah satu WP yang beroprasi di Kota Santri. Kendati sempat menolak, namun wanita berusia 24 tahun ini akhirnya bersedia berbagi cerita dengan jurnalis FaktualNews.co. Seperti apa kisahnya? Simak Republik Besut FaktualNews.co edisi Selasa 24 April 2018.