Deteksi Dini Jantung Anda dengan Cathlab, Seperti Apa?
SURABAYA, FaktualNews.co – Penyakit jantung momok bagi kita, gangguan kesehatan ini selain mengakibatkan si penderita merasa tersiksa selama hidupnya juga resiko kematian dihadapi setiap saat. Berbagai cara agar keluar dari cengkeraman penyakit jenis kardiovaskular ini bakal ditempuh. Lupa dikala badan sehat!.
Melihat begitu bahayanya resiko penyakit ini, deteksi awal penting dilakukan. Deteksi bisa menggunakan alat pendiagnosa disebut Cathlab. Baru-baru ini, Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya sudah melengkapi fasilitas kesehatannya dengan alat tersebut untuk melayani pasien jantung.
“Alat ini buatan Siemens, namanya Siemens artisOne,” ujar Rezal Cahyana Amd Kep, koordinator Cathlab RSI Jemursari Surabaya, Sabtu (28/4/2018).
Dari spesifikasi alat yang diberikan, alat itu digunakan untuk memeriksa dan memvisualisasikan arteri jantung dan bilik jantung sehingga dapat diketahui diagnosis serta apa yang tepat dilakukan terhadap pasien. Diagnosa dilakukan salah satu dengan cara Coronary Angiography (CAG), tindakan memasukkan cairan kontras melalui pembuluh darah arteri untuk melihat penyempitan darah jantung dengan bantuan X-ray.
Prosedur CAG dilakukan dengan cara memasukkan selang kecil panjang dan elastis kedalam pembuluh darah di lipatan paha, leher maupun lengan. Kateter inilah yang menjadi acuan bagi dokter untuk melakukan pemeriksaan diagnostik sebagai bagian dari katerisasi jantung. Proses ini memakan waktu sekitar 45 menit.
Dokter memantau melalui monitor dan terdapat pada bagian sisi kanan alat. “Karena sudah memiliki care and clear, gambar yang ditampilkan lebih jelas bintik-bintik hitam semakin berkurang,” imbuh Rezal.
Sedangkan cara lain dengan dilakukan tindakan PCI atau Percutaneous Coronary Intervention, yakni tindakan bedah minimal invasif yang bertujuan melebarkan pembuluh darah jantung yang tersumbat dengan memasang ring. Ring dimasukkan melalui selang infus juga pada pergelangan tangan atau lipatan paha dengan dipandu oleh cairan kontras dan X-ray pada alat seharga 10 miliar rupiah tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan ini sekitar satu jam.
“(Tindakan) ini bisa dikerjakan dua dokter, yaitu bisa dikerjakan dengan dokter neuro intervensi maupun maupun dokter kardio,” lanjutnya.
Soal besaran biaya, ia menyebut pasien dengan diagnosa biasa setidaknya menyiapkan dana minimal sekitar 10 juta rupiah, “Kalau pasien yang kemarin memasang satu ring kelas VVIP President suites, habisnya kurang lebih 76 juta rupiah dan kalau kelas tiga paling 60 juta rupiah Dan hampir rata-rata segitu,” kata Rezal.
Sebelum dilakukan tindakan, pasien terlebih dahulu menjalani sejumlah persiapan. Diantaranya, puasa makan empat hingga enam jam, memperbanyak minum air putih, memberitahukan riwayat alergi, membersihkan rambut pada area pergelangan tangan, lipatan paha dan leher.
Khusus untuk PCI, pasien diwajibkan meminum obat pengencer darah secara rutin sejak satu bulan sebelum tindakan.
Sejak didatangkan alat tersebut pada bulan September 2017 hingga April 2018, tim unit jantung pada rumah sakit tempatnya bekerja, masih ada dua pasien umum yang dilayani. Sedangkan untuk pasien yang berada dalam tanggungan Badan Penjamin Jaminan Sosial (BPJS) jumlahnya fantastis yakni sekitar 116 pasien. Dari jumlah itu belum semuanya mendapat pelayanan, “Nunggu antri dulu, soalnya persyaratan berkasnya untuk melengkapi dari BPJS belum, kalau dari rumah sakit sudah dikirim semua berkasnya, tinggal nunggu jawaban dari BPJS,” tegasnya.
Angka keberhasilan dengan menggunakan alat buatan jerman ini, dikatakan Rezal sangat tinggi. Yakni mencapai 99 persen, walau tak menampik resiko kematian tetap ada.
Tak hanya Cathlab Cardiac Center, RSI Jemursari turut berperan menambah daftar fasilitas kesehatan rumah sakit modern di Surabaya. Terrnyata, ada tiga unit lain juga diklaim sebagai unggulan RSI Jemursari. Tiga unit itu antara lain, Brain Center, Kidniy Center dan Eye Center.
“Alhamdulilah bisa kita lengkapi dengan alat kesehatan yang canggih dan mutakhir sehingga bisa memberikan pelayanan dan pengobatan maksimal khususnya untuk teman-teman yang memang sedang membutuhkannya,” imbuh Prof DR dr Rahmad Ramdani Spesialis penyakit dalam dan spesialis penyakit jantung konsultan.
Ia berharap, rumah sakit ini nanti bisa menjadi pusat rujukan baru bagi masyarakat Jawa Timur. Karena baru saja rumah sakit berhasil melakukan operasi otak dengan pasien dalam keadaan masih sadar, satu-satunya di Indonesia.