JOMBANG, FaktualNews.co – Jumlah tenaga perawat yang berstatus honorer di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, membludak.
Ini diketahui dari data rencana strategis rumah sakit plat merah ini, berdasarkan tabel Sumber daya Aparatur dari tahun 2014 – 2018. Jumlah keseluruhan tenaga kerja di RSUD kisaran 789 tenaga kerja.
Dengan rincian sekitar 317 bersifat tenaga kontrak dan 472 tenaga PNS. Dari data tersebut ada sekira 58 dokter, sebanyak 8 dokter berstatus kontrak. Sementara dari 319 perawat yang ada, sebanyak 124 perawat berstatus kontrak dan 195 berstatus PNS.
“Artinya, dari 100 persen tenaga kerja di RSUD Jombang, 55 persennya berstatus honorer atau kontrak. Ini akan berpengaruh dalam kejelasan penjenjangan karier dalam pengisian struktur jabatan,” kata Koordinator Forum Honorer Kategori 2 (FHK2) Kabupaten Jombang, Ipung Kurniawan, saat ditemui FaktualNews.co, Rabu (2/5/2018).
Ia menduga membludaknya tenaga perawat yang berstatus kontrak ini, karena ada ketentuan dari rumah sakit milik Pemkab Jombang tersebut yakni, satu pasien harus ditangani oleh satu perawat.
“Dulu waktu saya melakukan audiensi bersama teman-teman dan Wakil Direktur RSUD Jombang, tepatnya kapan saya kurang yang jelas belum lama. Disampaikan jika ada kententuan satu pasien harus ditangani oleh satu perawat, hal ini kan aneh. Coba saja bayangkan kalau ada 1000 pasien apakah harus 1000 perawat yang menangani,” tutur pria yang juga mengabdi sebagai honorer sejak tahun 2002 lalu, sambil terheran-heran.
Selain itu, Ipung menyebutkan jika salah satu temannya yang menjadi staff di RSUD Jombang, untuk menjadi pegawai honorer terkadang tak jarang pula harus melalui sistem berbayar sebagai pelicin, meskipun harus melalui tahapan seleksi.
Dia menolak menyebutkan lebih detail. Karena itu jika memang benar adanya hal tersebut sangat tidak pantas dilakukan karena mengingat status RSUD merupakan milik Pemerintah Kabupaten Jombang.
“Kalau untuk jadi tenaga honorer RSUD saya tidak bisa memastikan apakah benar apa tidak jika ada pelicin. Tapi menurut teman saya itu memang adanya. Kalau untuk nominal pelicinnya saya juga kurang paham, sementara untuk gaji honorer sekira Rp 400-500 ribu,” pungkasnya.
Indikasi adanya dugaan uang “pelicin” untuk bisa masuk sebagai tenaga perawat di Jombang diperkuat pernyataan sumber FaktualNews.co yang namanya enggan di mediakan.
“Saya dulu masuk lewat oknum perangkat desa, dimintai uang Rp 20 juta agar bisa menjadi tenaga perawat. Namun kenyataannya malah jadi tenaga kebersihan,” jelas warga di utara Sungai Brantas ini.
Hingga berita ini ditulis FaktualNews.co masih melakukan upaya konfirmasi ke pihak RSUD Jombang. Anita, Humas RSUD Jombang dihubungi via aplikasi pesan instan yang dikirim, Rabu (2/5/2018) masih belum merespon.
Simak kelanjutan tulisan terkait rekruitmen tenaga perawat di rumah sakit milik Pemkab Jombang yang diduga menggunakan uang pelicin. (Elok Fauria/Syaiful Arief/Zen Arifin)