Polda Jatim Terjunkan 1.115 Personel, Back Up Polres Amankan Pilkada Serentak 2018
SURABAYA, FaktualNews.co – Sebanyak 1.115 personel Polda Jawa Timur diterjunkan guna memback up kekuatan Kepolisian Resort (Polres), dalam rangka pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang digelar pada Rabu, 27 Juni 2018 besok.
“Pasukan akan diterjunkan ke beberapa Polres, termasuk di Madura. Penebalan di sejumlah Polres dan Polsek, dan beberapa di TPS (Tempat Pemungutan Suara, red). Ini nanti akan kita serahkan sepenuhnya kepada Kapolres yang sudah menghitung jumlah kekurangan,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin usai memimpin upacara Pergeseran Pasukan dalam rangka Pengamanan TPS Operasi Mantap Praja Semeru 2018, Senin (25/6/2018).
Di wilayah Madura, Kapolda menyampaikan, kepolisian bersama 400 anggota TNI dari satuan Kostrad akan menggelar patroli gabungan guna mencegah kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) selama gelaran pesta politik lima tahunan ini.
“Pak Panglima (Kodam V Brawijaya) telah menggeser pasukannya ke Madura untuk penebalan kekuatan bisa dilakukan patroli gabungan. Untuk mengantisipasi orang yang akan berniat jahat,” imbuhnya.
Sedangkan petugas Linmas pemerintah setempat, akan diperbantukan dalam pengamanan di tingkat TPS bersama Polri, serta beberapa pihak yang ditunjuk sesuai aturan Pemilu. Kapolda mengaku, pihaknya juga telah mengecek secara menyeluruh kesiapan penyelenggaraan Pilkada di berbagai tempat, termasuk di pulau terjauh Jawa Timur.
Petakan Kerawanan Pilkada hingga Potensi Aksi Teror
Jauh hari sebelum penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2018 di Jawa Timur, petugas kepolisian telah memetakan kerawanan daerah akibat konflik serta daerah rawan tersendatnya proses Pilkada yang disebabkan letak geografis.
Kapolda Irjen Pol Machfud Arifin tak merinci dengan pasti daerah mana saja yang dikategorikan rawan. Namun, ia memastikan wilayah Jawa Timur akan aman dan damai. Ia menjelaskan, rawan secara geografis adalah beberapa tempat yang letaknya jauh dari jangkauan seperti kepulauan di kabupaten Sumenep dan kabupaten Gresik.
Untuk meminimalisir tersendatnya Pilkada di wilayah tersebut, kepolisian telah melakukan pengawalan distribusi logistik sehingga proses Pilkada bisa berjalan lancar.
“Rawan konflik ini bisa dilihat dari masa sejarah, ada konflik apa tidak, tapi mudah-mudahan masyarakat Jawa Timur bisa lebih dewasa dengan baik. Gesek-gesekkan bisa diminimalisir,” lanjutnya.
Justru yang perlu diantisipasi menurutnya, saat pasca penetapan perolehan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat itu, sejumlah pihak rawan terjadi gesekkan karena masing-masing kubu memiliki kepentingan masing-masing.
“Karena semua orang, dirinya (kubunya) merasa menang. Saat ditetapkan kalah, mereka ini menyalahkan semua pihak,” singkatnya.
Disinggung kemungkinan gangguan Kamtibmas saat Pilkada disebabkan oleh aksi terorisme, Kapolda menuturkan jika hal tersebut kemungkinan saja terjadi. Namun ia menjamin aksi teror tidak akan terjadi karena kepolisian hingga saat ini terus gencar melakukan penangkapan anggota kelompok teroris di beberapa wilayah.
“Terakhir ditangkap di Depok, Cirebon sampai meninggal dunia, itu ingin mengacaukan saat hari H pemilihan. Makanya saya sampaikan jangan underestimate, patroli skala besar di luar TPS akan gencar dilakukan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat,” tandasnya.
Untuk diketahui, Pilkada serentak 2018 akan digelar hari Rabu, tanggal 27 Juni 2018. Di Jawa Timur akan dihelat sejumlah Pilkada yakni, 18 Pilkada Kabupaten/kota dan satu Pemilihan Gubernur.