Ekonomi

“Perang” Dagang Amerika Serikat Terhadap Indonesia

FaktualNews.co – Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, tidak begitu ambil pusing dengan masalah pengenaan tarif bea masuk 124 produk asal Indonesia ke Amerika Serikat.

Amerika Serikat melakukan rencana tersebut karena melihat neraca perdagangan Indonesia yang surplus dalam beberapa waktu belakangan.

“Ya tidak apa-apa. Soalnya kita sudah menang lawan (surplus) Amerika jadi dia review kita,” ujar Menteri Airlangga saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (6/7/2018).

Adapun alasan pengenaan tarif bea masuk terhadap 124 produk tersebut karena Amerika ingin memperbaiki defisit perdagangan terhadap Indonesia. Produk yang selama ini paling banyak diekspor ke Amerika Serikat adalah frozen food (makanan beku) dan kertas.

“(124 di-review) sama seperti Indonesia, mereka juga ingin mengurangi trade difisit. Ya produk kita ke sana seperti frozen food dan sebagainya, kertas juga kena juga,” jelasnya.

Menteri Airlangga menambahkan pemerintah akan mencari upaya lain untuk mengantisipasi dampak kebijakan perang dagang Amerika Serikat terhadap Indonesia. Mengingat Amerika Serikat memiliki banyak kepentingan ekonomi di Indonesia.

“Tentu kita cari prodak baru dan tentu dalam tanda petik kita akan cari langkah berikutnya. Kita harus antisipasi. Nah kan banyak sebetulnya kepentingan ekonomi Amerika Serikat di Indonesia,” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif bea masuk kepada 124 produk asal Indonesia. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara Generalized Sisytem of Preference (GPS) dari pemerintah AS.

Negara GPS adalah negara yang mendapat fasilitas keringanan bea masuk dari negara maju untuk produk-produk ekspor negara berkembang dan miskin.