Otak Bom Sarinah Dikabarkan Tewas di Suriah
SURABAYA, FaktualNews.co – Bahrun Naim, dedengkot teror ISIS asal Indonesia kembali dikabarkan tewas dalam serangan drone di Suriah. Ini merupakan kabar kematian kedua pria yang diduga ikut membantu teror bom di Sarinah itu.
Desas-desus kematian salah seorang pemimpin Islamic State Indonesia, Bahrun Naim, akibat sebuah serangan drone di Suriah semakin santer. Kabar tersebut pertama kali dilansir Channel News Asia (CNA) dengan mengutip seorang analis keamanan. Kepada harian Singapura tersebut seorang pejabat keamanan regional mengakui “Bahrun tewas dalam serangan drone AS di Suriah sebelum Ramadan.”
Bahrun Naim awalnya diklaim telah meninggal dunia pada November 2017 silam. Namun hingga kini kepolisian belum mampu mengkonfirmasikan kebenaran kabar kematian terduga otak di baik Bom Sarinah itu.
Pria yang kini berusia 34 tahun tersebut dinilai “sangat berpengaruh,” kata sumber CNA lebih lanjut.
“Dia mempengaruhi banyak orang untuk bergabung dengan ISIS. Dia mengajarkan bagaimana cara membangun bom via Telegram, di mana dia banyak mengunggah petunjuk pembuatan bom.”
Polisi Belum Konfirmasi
Namun demikian pihak kepolisian Indonesia belum mau membenarkan kabar kematiannya. Kepada The Straits Times, Jurubicara Kepolisian Irjen Setyo Wasisto, mengatakan pihaknya membutuhkan “bukti valid” terkait kematian Bahrun. “Saya tidak bisa berkomentar selama belum ada data yang kongkrit,” ujarnya.
Bahrun Naim termasuk tokoh kunci di balik berdirinya sejumlah organisasi teror yang berafiliasi dengan ISIS, antara lain Mujahidin Indonesia Timur dan Barat (MIT/MIB), serta Jemaah Ansharut Daulah. Namanya sudah masuk dalam daftar pencarian orang kepolisian sejak 2010. Bahrun pergi ke Suriah dan bergabung dengan ISIS pada 2014.
Sejak itu dia rajin mengelola blog, membuat panduan tata cara pembuatan bom atau membantu perencanaan serangan teror di Indonesia lewat dunia maya. Sebab itu Dewan Keamanan PBB mencantumkan namanya dalam daftar teroris ISIS lantaran diduga kuat ikut “berpartisipasi dalam pendanaan, perencanaan, akomodiasi, persiapan aksi atau aktivitas” teror atas nama ISIS.