Santri di Malang Ditemukan Bersimbah Darah Penuh Luka Tusuk
MALANG, FaktualNews.co – Seorang santri berinisial MST, ditemukan tak bernyawa di jalan kawasan Kedungrejo Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (9/7/2018) dini hari.
Saat ditemukan, kondisi remaja berusia 14 tahun itu begitu mengenaskan. Tubuhnya penuh luka tusuk dan bersimbah darah.
Awalnya, MST ditemukan warga yang hendak pergi ke pasar. Korban ditemukan dalam kondisi tergelatak. Warga pun kemuidan melaporkan kejadian itu ke Mapolsek setempat dan langsung membawa korban ke RS Panti Nirmala dan UGD RSSA Malang untuk mendapatkan penanganan medis.
Kendati sempat mendapatkan perawatan medis, santri yang mondok di kawasan Bumiayu Kedungkandang, akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Luka yang cukup parah di sekujur tubuhnya, dan kehabisan banyak darah membuat nyawa MST tak tertolong, Selasa siang (10/7/2018).
Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung menuturkan, pihaknya telah memerintahkan penyelidikan dan pendalaman atas kasus tersebut. “Mudah-mudahan saja secepatnya terungkap, jajaran masih bekerja sekarang,” kata Yade Setiawan Ujung, Selasa (10/7/2018).
Tulis Surat Buat Ayah
Saat ditemukan dalam kondisi luka parah, petugas juga menemukan sesuatu di tubuh korban. Saat dilakukan pemeriksaan, petugas mendapati adanya secarik kertas yang berisi surat MST untuk kedua orang tuanya.
Abdul Kholik menyebutkan, korban sudah setahun mondok di ponpes. Menurtnya, korban juga diketahui sempat menulis surat berbahasa Madura yang berisi permintaan maaf kepada orang tua karena tidak bisa menyenangkannya. Korban juga sempat bercerita kalau ingin mondok di Madura.
“Korban itu pendiam di mata keluarga. Makanya kami heran juga mengapa korban sampai terluka dan meninggal dunia,” tutur Abdul Kholik.
Dijenguk Sang Ayah, Diberi Uang Rp 75 Ribu
Sebelum ditemukan dalam kondisi terluka parah, MST sempat dijenguk keluarganya. Ayah korban Ahmad Toha, (37) tak menyangka jika pada Minggu 8 Juli 2018 sore, kemarin merupakan hari terakhir ia bisa bercanda dengan anaknya itu.
Kapolsek Pakis, AKP Hartono mengatakan, korban sempat keluar, Minggu (8/7/2018) malam setelah dijenguk sang ayah. Korban tidak pamitan saat keluar pondok.
“Setelah disambangi, ternyata korban Minggu malam, sekira pukul 21.00 WIB, pergi keluar dari pondok tanpa pamitan kepada pengasuh. Dia pergi berjalan kaki dari Bumiayu ke Pakis. Senin dini hari, dia ditemukan warga dalam kondisi luka,” jelas Hartono.
Polisi masih menyelidiki kasus ini. Sejauh ini diduga penganiayaan yang menyebabkan kematian.
“Masih dalam penyelidikan, untuk penyebab kematian juga diselidiki. Tapi, dari visum fisik, ada beberapa bekas luka, di kaki, tangan, serta satu luka di area dada,” tandasnya.