MOJOKERTO, FaktualNews.co – Dalam upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan serta pengembangan ekonomi lokal, Pemkab Mojokerto melakukan pengembangan komoditas unggulan daerah lewat sejumlah program peningkatan produktivitas kesejahteraan pelaku UMKM.
Upaya tersebut tentunya membutuhkan kerjasama dengan pihak terkait, salah satunya Bank Indonesia. Pemkab pun melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dengan Pemkab Mojokerto tentang pengembangan ekonomi daerah.
MoU ini ditandatangani Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, dengan Kepala Group Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Harmanta.
“Ada komoditas bahan pangan yang menjadi sumber tekanan inflasi di daerah, diantaranya palawija dan holtikultura. Serta sektor UMKM yang jadi penggerak ekonomi daerah seperti industri kreatif dan pariwisata. Kerjasama dengan pihak yang mengendalikan laju inflasi dan pengembangan ekonomi yang dalam hal ini Bank Indonesia, diperlukan untuk mendorong pelaksanaan program pengembangan kluster ketahanan pangan dan ekonomi lokal,” kata wakil bupati.
Harmanta dalam sambutannya menyampaikan harapan agar nota kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan Bank Indonesia, bisa menjadi sinergi dan sebuah simbiosis mutualisme.
“Kita satu visi dan misi dalam mensejahterakan masyarakat. Tujuan kami di Bank Indonesia adalah untuk mencapai kestabilan harga, kestabilan nilai tukar, kelancaran sistem pembayaran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Nota kesepahaman ini mudah-mudahan dapat menjadi sebuah sinergi dan simbiosis mutualisme. Kemarin sudah kami juga uji coba di desa organik Brenjonk Trawas dan Desa Bejijong Trowulan. MoU ini kita harapkan dapat memberi manfaat pada semua pihak,” terang Hermanto.