Harga Rendah, Petani Garam di Pamekasan Pilih Jual ke Perusahaan Swasta
PAMEKASAN, FaktualNews.co – Petani garam di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengaku enggan untuk menjual garamnya kepada PT Garam. Hal itu disebabkan rendahnya harga yang dipatok PT Garam dibandingkan pabrik atau perusahaan lainnya.
“Selama ini hasil garam saya jual di pabrikan. Karena harganya lebih tinggi,” ungkap Supardi, salah satu petambak garam asal Pademawu, Senin (23/7/2018).
Dirinya mengeluh karena, ketika panen garam tiba. Harga komoditas dapur tersebut justru anjlok, tak sebanding dengan biaya produksi. “Harganya rendah sekali. Padahal biaya untuk mengolah lahan tambak garam sangat tinggi, namun hasilnya tak sesuai harapan,” ceritanya sambil menunjukkan hasil panen garamnya.
Diketahui, Harga garam di Pamekasan berbeda, PT Garam mematok dengan harga Rp 1.450 per kilogram sedangkan untuk pabrik swasta seeprti PT Garindo dan PT Susanti Megah Rp 1.550 per kilogram.
Seiring anjloknya harga garam, sebagian petani memilih menimbun garamnya sambil menunggu harga stabil.
PT. Garam mempunyai serapan anggaran untuk realisasi penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 300 miliar. Platform pemanfaatan dana PMN dibagi dalam beberapa program. Diantaranya program geomembrane sebesar Rp7 miliar, pembangunan pabrik 64 miliar, revitalisasi dan pembangunan gudang Rp 16 miliar. Rp 204 miliar untuk penyerapan garam rakyat, dan Rp 2 miliar untuk operasional penyerapan.
“Semoga pemerintah bisa memberi solusi. Kita tidak bisa berbuat banyak. Kita juga banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, tidak mungkin garam ini disimpan sampai harga naik,” pungkas Supardi.