Mitos Gerhana Bulan Total yang Ada di Belahan Dunia
FaktualNews.co – Gerhana bulan total terlama selama 103 menit akan terjadi di langit Indonesia, Sabtu (28/7/2018). Fenomena serupa mencapai durasi terpanjangnya pada 18 tahun silam, tepatnya pada 16 Juli 2000 dengan durasi 106 menit.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, gerhana bulan total bisa disaksikan dengan mata telanjang di seluruh Indonesia mulai pukul 02.30 WIB hingga 04.13 WIB. Gerhana bulan akan berakhir sekitar pukul 05.19 WIB.
Dilansir dari National Geographic, fenomena alam ini tak selalu diartikan baik oleh semua orang. Sejumlah budaya di berbagai negara menyimpan mitos tentang fenomena gerhana bulan.
Orang-orang dari kerajaan Inca memiliki kepercayaan bahwa peristiwa gerhana bulan terjadi karena ada seekor jaguar yang menyerang dan menerkam bulan. Karena serangan tersebut, bulan ‘berdarah’ dan berubah menjadi warna merah.
Menurut Seorang peneliti dari Lawrence Livermore National Laboratory di California, David Dearborn, orang Inca khawatir bahwa setelah menyerang bulan, jaguar tersebut akan beralih ke bumi dan memangsa manusia.
Untuk mencegah hal itu, mereka akan menggerak-gerakkan tombak ke arah bulan, membuat keributan, dan memukul anjing-anjing mereka agar menggonggong dan meraung, supaya jaguar tadi enggan menghampiri Bumi.
Masyarakat Mesopotamia kuno memandang gerhana bulan sebagai serangan terhadap raja. Menurut Direktur Griffith Observatory di Los Angeles, E. C. Krupp, saat gerhana bulan terjadi, raja Mesopotamia akan ditukar sementara dengan seorang pengganti.
Pada waktu gerhana bulan, orang pengganti yang ditunjuk akan diperlakukan seperti raja, sedangkan raja yang asli akan menyamar menjadi masyarakat biasa. Setelah gerhana bulan berakhir, Krupp mengatakan orang pengganti tadi kemungkinan diracun untuk menghilangkan jejaknya.
Bulan diserang hewan peliharaannya
Menurut masyarakat suku Hupa di bagian selatan California, bulan memiliki 20 istri dan banyak hewan peliharaan. Bulan memelihara singa dan ular gunung, dan ketika bulan tidak memberi mereka cukup makanan, hewan-hewan tersebut akan menyerang bulan hingga berdarah.
Krupp menjelaskan, gerhana bulan akan berakhir ketika istri-istri bulan datang dan melindunginya, serta menyembuhkannya dari luka akibat serangan tadi.
Seorang astronom budaya di University of the Western Cape in Bellville, Afrika Selatan Jarita Holbrook menjelaskan, orang-orang Batammaliba di Togo dan Benin meyakini bahwa gerhana bulan melambangkan sebuah perkelahian antara matahari dan bulan.
Oleh sebab itu, manusia harus berusaha untuk melerai perkelahian tersebut. “Mereka melihat fenomena ini sebagai waktu untuk berkumpul bersama dan membereskan masalah-masalah yang terpendam dari masa lalu,” ujar Holbrook. Mitos itu masih dipercayai hingga hari ini.
Terlepas dari mitos-mitos tersebut, ilmu pengetahuan telah menjelaskan bahwa gerhana bulan terjadi ketika posisi Bumi berada tepat diantara bulan dan matahari dalam satu garis lurus.