Tata Cara dan Niat Salat Gerhana Bulan Total Sabtu 28 Juli 2018
JOMBANG, FaktualNews.co – Pada Sabtu (28/7/2018) dini hari mulai pukul 00.13 WIB, fenomena gerhana bulan total akan terlihat di lagit seluruh wilayah Indonesia.
Gerhana bulan total “blood moon” nanti merupakan fenomena langkah yang baru akan terjadi lagi lebih kurang 104 tahun ke depan.
Bagi umat Islam, ketika terjadi gerhana bulan maupun matahari disunahkan untuk mengerjakan salat gerhana atau salat sunah khusuf dua rakaat.
Salat sunah ini terbilang sunah muakkad. Berikut niat dan tata cara salat gerhana bulan seperti dilansir dari laman nu.or.id:
“Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ”
Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”
Adapun tata cara shalat sunah gerhana bulan adalah sebagai berikut:
1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.
2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
3. Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Al-Baqarah atau selama surat itu dibaca dengan jahar (lantang).
4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat Surat Al-Baqarah.
5. Itidal, bukan baca doa i’tidal, tetapi baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Ali Imran atau selama surat itu.
6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat Surat Al-Baqarah.
7. Itidal. Baca doa i’tidal.
8. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama.
9. Duduk di antara dua sujud
10. Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.
11. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
12. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada diri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada diri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.
13. Salam.
14. Imam atau orang yang diberi wewnang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdekakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.
Sebagian ulama juga menyampaikan pedoman salat gerhana yang lebih ringkas.
Dalam artian mengganti surat panjang yang dianjurkan.
Ini diperbolehkan berdasarkan keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin berikut ini.
ولو اقتصر على الفاتحة في كل قيام أجزأه، ولو اقتصر على سور قصار فلا بأس. ومقصود التطويل دوام الصلاة إلى الانجلاء
“Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).
Salat gerhana bulan sendiri sebaiknya dikerjakan secara berjamaah di masjid, sebelum atau sesudah sholat Subuh.
Ada pun yang menganjurkan melaksanakan waktu sholat gerhana bulan sejak awal terjadinya gerhana, sampai gerhana selesai.
Sementara bagi umat Muslim yang belum selesai melaksanakan sholat gerhana, sementara gerhana bulan telah berakhir dianjurkan untuk melanjutkan sholatnya.
Jika sudah selesai, dianjurkan untuk berdoa dan memeprbanyak istighfar kepada Allah SWT.
Selain itu, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak takbir, juga bersedekah.