Penyebab Bentrokan Ormas dan Mahasiswa Papua di Surabaya, Bukan Karena Penolakan Kibarkan Bendera
SURABAYA, FaktualNews.co – Bentrokan yang melibatkan Ormas kepemudaan dengan mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Rabu (15/8/2018), diduga karena kesalahpahaman antara kedua kelompok.
“Ini sebenarnya terjadi miss komunikasi saja, bukan karena mahasiswa enggan mengibarkan bendera merah putih,” jelas salah satu pengacara Publik LBH Surabaya yang mendampingi mahasiswa, Sahura, Kamis (16/9/2018).
Dijelaskannya, berdasarkan kesaksian mahasiswa yang pada saat kejadian berada di asrama. Bentrokan itu dipicu oleh dugaan Ormas kepemudaan, bahwa mahasiswa Papua melarang pengibaran bendera di asrama mereka.
Padahal, lanjut Sahura, tiang untuk mengibarkan bendera merah putih tidak ada. “Kita menggali paving dulu untuk mendirikan tiang bendera, karena tiang bendera pun tidak ada,” tambahnya.
Mahasiswa, menurut dia baru akan mengibarkan bendera merah putih, tepat pada tanggal 17 Agustus 2018. “Kawan-kawan mahasiswa tidak tahu kalau ada edaran dari Pemkot Surabaya, harus dikibarkan jauh hari sebelum tanggal 17 (Agustus 2018),” tutur Sahura.
Karena melihat tidak ada bendera dikibarkan di asrama mahasiswa, Ormas menduga, pihak asrama sengaja tidak melakukan pengibaran bendera merah putih. Situasi kemudian semakin tegang, dan terjadilah bentrokan.
“Ormas ini memerintah pemasangan bendera dengan kata-kata kasar,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Rabu (15/8/2018) terlibat kericuhan antara penghuni asrama mahasiswa Papua dengan sekelompok Ormas di Jalan Kalasan, Pacar Keling, Tambaksari Surabaya.
Pemicunya soal penolakan pengibaran bendera di lingkungan asrama mahasiswa Papua yang lazim dilakukan di tempat lain menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Seorang dilaporkan terkena sabetan parang dalam kejadian itu. Korban berasal dari pihak Ormas Patriot Garuda, dan diketahui bernama Arifin.
Ada beberapa gabungan Ormas yang terlibat bentrok dengan kelompok mahasiswa Papua ini, yakni Patriot Garuda, Benteng NKRI, sampai Pemuda Pancasila (PP) serta pemuda Karang Taruna setempat. Sejauh ini, Polrestabes Surabaya tengah memeriksa puluhan mahasiswa Papua karena dianggap bertanggung jawab atas bentrokan yang terjadi.