SMA Swasta di Sidoarjo Mampu Bersaing dengan Sekolah Negeri, Ini Kata Mendikbud
SIDOARJO, FaktualNews.co – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengungkapkan penerapan sistem zonasi untuk pemerataan siswa dan peserta didik, termasuk mengikis label sekolah favorit.
Hal ini diungkapkan Muhadjir saat meresmikan gedung baru SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smanita), Sidoarjo, Minggu (19/8/2018).
Ia berharap Smamita tidak masuk dalam sistem tersebut. “Tinggal sarana dan prasarana saja yang perlu dilengkapi, termasuk mengupgrade guru yang harus berinovasi,” jelas Muhajir.
Dia menjelaskan, tidak menutup kemungkinan Smamita berani membangun gedung 8 lantai senilai kurang lebih Rp 23 miliar tanpa resiko. “Jangan sampai setelah membangun gedung megah, sarana dan prasarana dilengkapi, gurunya terus berinovasi kemudian terkena zonasi, gurunya tidak semakin maju,” katanya.
Oleh karena itu, meski sudah mandiri, berkompeten dan memiliki daya saing, Smamita harus terus menerus mengembangkan materi pendidikannya. Hal ini agar bisa bersaing dengan SMA Negeri yang ada di sekitarnya.
“Smamita tidak boleh kalah bersaing dengan SMA Negeri, harus di atas SMA Negeri. Untuk Perpustakaan dan Laboratorium harus terkoneksi dengan Perpustakaan Nasional dan harus electronic library. Begitu juga para gurunya harus terus meningkatkan kemampuannya lewat pelatihan, pendidikan, dan akreditasi,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Smamita, Zainal Arif Fakhrudi menegaskan bahwa pembangunan gedung tidak lepas dari dukungan para guru, siswa, wali murid, warga lingkungan serta PP dan PW Muhammadiyah. “Kami bangun gedung ini secara swadaya. Dengan gedung baru ini, kami berharap mencetak siswa dan siswi berkarakter, generasi berinovasi dan jadi generasi berkemajuan,” pungkasnya.