Ekonomi

Cari Keadilan, Aliansi Pasar Legi dan Pedagang Mastrip Blitar Berunjukrasa

BLITAR, FaktualNews.co – Menuntut janji pemerintah terkait perbaikan Pasar Legi yang tak kunjung dikerjakan dan pedagang mastrip yang tak kunjung diberikan tempat pasca penggusuran. Aliansi Pedagang Blitar, Kamis (23/8/2018) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar.

Dengan membawa keranda jenazah dan nisan bertuliskan AR yang tak lain mereka tujukan kepada Kepala Disperindag Kota Blitar, Ariyanto. Pasalnya, mereka menilai pemerintah yang tidak adil dan kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.

Salah satu orator Siti Hani, meneriakkan bagaimana mereka selama ini berdagang dalam kondisi memperihatinkan. Terhitung selama 26 bulan mereka berdagang dibawah panasnya terpal terlantar di pinggiran trotoar pasca Pasar Legi terbakar tak kunjung diperbaiki.

“Kita hidup sengsara berdagang dengan kondisi tidak nyaman dengan kondisi yang panas. Sedang anak-anak kami sampai ada yang jadi kuli batu karena bapak ibunya tidak hidup susah,” katanya.

Sementara orator lain, Suhani menegaskan buruknya pemerintah kota. Dalam membuat kebijakan semisal Jalan Mastrip yang merupakan sentra pedagang kaki lima dihapus dengan Perda buatan Pemkot Blitar. Hingga banyak pedagang eks mastrip menjadi kehilangan mata pencaharian.

“Bahkan kita sampai gugat ke PTUN di Surabaya dan dimenangkan warganya. Apa tidak malu pemerintah yang seharusnya kita diberikan tempat berdagang sebagai tempat pengganti di Mastrip akibat penggusuran yang cacat hukum dulu,” ujar Suhani.

Mereka menuntut Pasar Legi harus kelar urusannya pada 2019 mendatang dan pembangunan harus dalam waktu kurang dari 2 tahun. Serta saat pedagang dipindahkan jika Pasar Legi sudah selesai, pedagang tak mau ada tarikan uang lagi.

Untuk pedagang Mastrip mereka butuh jawaban pemerintah pada saat ini juga. Mengingat mereka memenangkan gugatan sejak tahun 2017 lalu. Sehingga sudah seharusnya kini mereka punya tempat berdagang yang representatif saat ini.
“Bila pemerintah tidak menemui, kami akan tetap bertahan bahkan sampai malam sekalipun,” tegasnya. (Dwi Hariyadi)