1 Suro, Ritual Berendam di Kali Tempur Alas Ketonggo Srigati Ngawi
NGAWI, FaktualNews.co – Setiap malam satu Suro tempat wisata spiritual Alas Ketonggo atau biasa disebut dengan alas Srigati di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi selalu ramai dikunjungi warga.
Alas Ketonggo atau alas Sriganti diyakini menyimpan kekuatan mistis, sehingga setiap malam Suro selalu dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah.
Menjelang tengah malam para pengunjung langsung menuju beberapa tempat yang dianggap memiliki kekuatan mistis. Diantaranya pertapaan Palenggahan Agung Srigati, Sendang Minto Wiji, Sendang Drajat, Pertapaan Dewi Tunjung Sekar, Umbul Jambe, Sendang Penguripan, Kori Gapit, Kali Tempur Sedalem, dan Pesanggrahan Soekarno.
Para pengunjung lansung melakukan ritual kungkum (berendam) di Kali Tempur sedalam satu meter, tepat tengah malam.
Menurut pengakuan dari pengunjung bahwa ritual kungkum sebagai satu keharusan bagi dirinya untuk memperoleh berkah. Kepercayaan tersebut diterima sesuai petunjuk dari sang juru kunci Alas Ketonggo.
“Kalau melakukan ritual di Alas Ketonggo ini belum genap rasanya kalau tidak kungkum. Disini kita hanya berdoa minta berkah dan kesehatan kepada Maha Kuasa,” kata Mujiman seorang pengunjung asal Kota Solo.
Kemudian dari penelusuran yang ada ketika mengunjungi Kali Tempur, dari sinilah terlihat jelas ditengah pertemuan dari dua sungai pengunjung saling berendam di air sambil menyalakan hio atau sejenis dupa.
Menurut peziarah, bahwa berendam setiap malam Suro ke Srigati untuk melakukan meditasi dengan harapan yang menjadi permintaan dapat lancar dan berkah.
Memang berdasar rumor yang ada bahwa Srigati ini dijadikan tempat tujuan seperti meminta pesugihan, ngalap berkah, meminta agar karirnya lancar sampai orang yang dirasa memiliki sedikit kemampuan untuk menarik senjata atau barang pusaka yang diduga banyak tersebar di tempat tersebut, dan ada juga yang meminta jodoh.
Sebagian orang menyebutkan mempercayai bahwa petilasan Srigati dulunya sebagai tempat persinggahan Prabu Brawijaya setelah kalah perang melawan pasukanya Raden Patah dari Demak sekitar tahun 1293 Masehi.
Juru kunci Alas Srigati, Suyitno menjelaskan para pengunjung setelah sampai di tempat-tempat yang sakral langsung melakukan semedi. Adapun tata cara semedi ungkapnya dilakukan menurut keyakinan mereka masing-masing.
“Disini pengunjung mempunyai berbagai permintaan untuk dikabulkan dari Yang Maha Kuasa, seperti minta kesehatan, keselamatan dan masih banyak lagi dan jangan dianggap di Alas Srigati ini melakukan hal-hal yang menyimpang,” tuturnya saat ditemui FaktualNews.co.