Optimis, NU Jember Menangkan KH Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019
JEMBER, FaktualNews.co – Safari kampanye pertama Calon Wakil Presiden 2019 nomor urut 1 KH Ma’ruf Amin, pasangan Capres Joko Widodo, diawali di Kabupaten Jember. Saat mengawali kunjungannya di Pondok Pesantren (Ponpes) Asshidiqiyah Putra (Ashtra) Lingkungan Talangsari, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Jember.
KH Ma’ruf Amin, menyakini jika seluruh warga Nahdlatul Ulama (NU) mendukungnya secara penuh untuk maju dalam Pilpres 2019 mendatang.
“Kedatangan saya untuk pamit dan mohon doa restu, kepada seluruh warga NU untuk maju mendampingi Pak Jokowi,” kata KH Ma’ruf saat berbicara di depan santri dan guru MIMA Kiai Ahmad Siddiq, Kamis (27/9/2018).
Dirinya yakin dan optimis mendapat dukungan dari warga NU. “Seluruh masyarakat Nahdlatul Ulama, baik struktural dan kultural, siap mendukung. Namun sesungguhnya saya berat saat harus mundur sebagai Rais Am NU,” ujarnya.
Pasalnya, ketika terpilih di Muktamar Nahdlatul Ulama Jombang, beberapa waktu lalu, dia berjanji untuk membangun dan menyiapkan NU untuk menyongsong 100 tahun kedua.
“Tetapi jika tidak mundur akan melanggar AD/ART. Namun meskipun begitu saya tetap kader NU, dimanapun saya berada,” tandasnya.
Pengasuh Ponpes Ashtra Talangsari KH Mohammad Balya Firjaun Barlaman atau akrab dipanggil Gus Firjaun, Kiai Ma’ruf adalah pilihan terbaik dan memiliki ciri khas tersendiri.
“Tentu kita akan berdoa, mudah-mudahan beliau adalah pilihan yang terbaik dan mendapatkan pertolongan dari Allah ta’ala serta dapat menjalankan amanah. Saya yakin beliau akan mengikuti ajaran rasulullah, namun dengan ciri khas keIndonesiaan,” ujar Gus Firjaun kepada sejumlah media.
Andaikan nantinya jadi duduk di pemerintahan, kata Gus Firjaun, dirinya yakin akan tegas dan berpegang teguh. Tidak akan goyah dengan berbagai macam Kemilau, tapi justru saya yakin akan bisa mewarnai pemerintahan. Gus Firja’un berharap, dengan tampilnya KH Ma’ruf Amin, bisa dipercaya oleh masyarakat.
Namun sesungguhnya, lanjutnya, harapan terhadap calon pemimpin, menjadi hak masing-masing masyarakat. “Ya tetapi karena santri itu ada budaya kepatuhan, saya yakin mereka, sudah tahu bagaimana. Ibarat orang salat, kalau imamnya sujud, hukumnya makmum juga sama,”pungkasnya.