SUMENEP, FaktualNews.co – Sejumlah warga Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendatangi kantor DPRD setempat, Senin (1/10/2018).
Kedatangan mereka untuk menanyakan realisasi listrik 24 jam yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten Sumenep, beberapa tahun silam.
Masyarakat merasa, sampai saat ini listrik itu masih belum ada solusi pasti. Sebab, sejak tahun 2013 warga Giliraja sudah mengadu ke pihak pemerintah. Selama itu pula, masyarakat menanti program listrik 24 jam ini. Namun hingga sekarang belum ada kejelasan.
“Tujuan kami adalah meminta pengawalan DPRD untuk mendesak Pemkab agar listrik di Pulau Giliraja segera bisa dinikmati masyarakat, karena kami mengajukan sudah mulai tahun 2013 tapi hingga kini belum bisa dinikmati,” kata koordinator warga, Sahrul Gunawan, Senin (1/10/2018).
Menurut Sahrul, saat ini pengerjaan pembangkit listrik di Pulau Giliraja sudah mencapai 70%, namun selama ini tidak ada iktikad baik dari pemerintah daerah untuk segera menyelesaikannya.
“Bagi kami, tahun 2019 listrik di Pulau Giliraja wajib menyala,” tambahnya.
Senada dengan Sahrul, Kepala Desa Jate, Abd Rahem menambahkan, komponen listrik, seperti tiang dan kabel sudah terpasang sejak beberapa tahun lalu. Tetapi masih belum menyala, karena membutuhkan beberapa komponen lain, diantaranya travo dan desel.
“Kami mengharap anggota dewan ikut memikirkan nasib warga kepulauan. Bertahun-tahun warga hanya di PHP (Pemberi Harapan Palsu),” imbuhnya singkat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Sumenep, Herman Dali Kusuma menegaskan bahwa DPRD Sumenep akan terus mengawal dan mendesak Pemkab untuk segera menyelesaikan pembangkit listrik di Pulau Giliraja, agar masyarakat setempat segera menikmati listrik 24 jam.
“Pokoknya kita kawal, nanti kita lihat anggarannya berapa, karena itu kan tidak bisa dianggarkan sekaligus, tapi bertahap, tapi yang pasti akan kita kawal,” tuturnya.
Kepala Bidang Pendayagunaan Tekhnologi Tepat Guna DPMD Sumenep, Sabenih yang ikut menemui warga Giliraja ini mengatakan pada tahun 2018, anggaran pengerjaan pembangkit listrik di Pulau Giliraja mencapai Rp. 9 M, dan di tahun 2019 kembali dianggarkan dengan anggaran yang sama.
“Tahun 2018 itu Rp 9M, 2019 kembali kami anggarkan Rp 9M. Insya Allah, 2019 sudah menyala,” pungkasnya.