Kasus Video Idiot, Ahmad Dhani Penuhi Panggilan Polda Jatim
SURABAYA, FaktualNews.co – Ahmad Dhani akhirnya memenuhi panggilan pihak Polda Jatim setelah sempat batal hadir untuk diperiksa atas kasus dugaan ujaran kebencian video idiot yang sempat viral saat deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya lalu.
Dhani tiba di gedung Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jawa Timur sekitar pukul 15.05 WIB didampingi sejumlah kuasa hukumnya, mengenakan setelan baju dan celana warna hitam dengan mengendarai mobil Honda Mobilio warna putih berplat nomor W 1517 RZ.
Sebelum memasuki ruang pemeriksaan, kepada awak media suami artis cantik Mulan Jameela ini sempat berseloroh bahwa dirinya tidak mungkin mangkir dari panggilan penyidik petugas kepolisian, “Buktinya saya sudah datang kan,” kata Dhani, Senin (1/10/2018).
Dirinya pun menegaskan kesiapannya menghadapi proses penyelidikan oleh petugas Polda Jatim.
Ketika ditanya apakah nanti akan menuntut balik pelapor jika dalam kasus tersebut dirinya tidak terbukti bersalah, artis kelahiran Surabaya yang saat ini mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari Partai Gerindra pada Pemilu 2019 ini mengatakan, jika hal itu masih menjadi rahasia dan tidak akan disampaikan kepada awak media.
“Yang pasti jika saya akan membuat laporan tidak akan bilang wartawan,” ucap Dhani.
Pada kesempatan yang berbeda, Dirreskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Agus Santoso mengatakan perkara tersebut saat ini masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi dan belum ada penetapan tersangka.
“Saat ini Dhani masih menjalani pemeriksaan sebagai saksi, jadi nanti kedepannya kami bisa mencari alat bukti,” kata Agus.
Diketahui, Dhani dilaporkan oleh aktivis Koalisi Bela NKRI ke Polda Jatim. Pelapor merupakan salah satu elemen yang berdemo menolak deklarasi #2019GantiPresiden.
Video Ahmad Dhani menyerang pendemo yang mengepung hotel tempatnya menginap di Surabaya viral dan membuat massa mengejarnya. Ahmad Dhani menegaskan dia tak menyebut ‘Banser Idiot’.
Di video tersebut, Ahmad Dhani memang menyebut kata idiot. Namun kata itu tak ditujukan ke Banser, melainkan ke para pendemo secara umum.