Ekspor Jatim Meningkat, Pak Dhe Karwo: Kita Utamakan Kebutuhan Dalam Negeri
SURABAYA, FaktualNews.co – Nilai ekspor Jawa Timur ke negara ASEAN (Asia Tenggara) tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017 lalu. Dari 1,5 miliar dollar Amerika Serikat menjadi 2,2 miliar dollar Amerika Serikat.
“Jadi nilai ekspor kita bagus,” kata Gubernur Soekarwo usai menyambut kedatangan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Surabaya, Senin (10/8/2018).
Selain ekspor ke negara di ASEAN, negara yang hingga saat ini masih merupakan pasar potensial tujuan ekspor barang-barang Jawa Timur ialah Jepang dan India. Dua negara ini, diketahui banyak mengimpor barang-barang produksi industri kecil menengah.
Tahun depan, Soekarwo kembali memastikan bahwa pemerintah akan terus menggenjot perdagangan ke luar negeri. Namun ia menegaskan, pihaknya akan mengutamakan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu sebelum menjual berbagai komoditi hasil daerah untuk keperluan ekspor.
“Pastilah, tapi harus kemudian kebutuhan dalam negeri tercukupi dulu. Ekspor itu harus kebutuhan dalam negeri tercukupi dulu,” katanya.
Lebih lanjut disampaikannya, Jawa Timur merupakan daerah pemasok kebutuhan nasional. Terutama beras yang selalu dikirim ke 15 provinsi lain di Indonesia. Sehingga kata dia, kebutuhan itulah yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum perdagangan ekspor dilakukan.
Disinggung soal pelemahan nilai uang rupiah terhadap mata uang asing yang kemungkinan berdampak pada industri di Jawa Timur. Soekarwo menyampaikan itu tidak berpengaruh secara signifikan, karena industri di Jawa Timur kebanyakan berbasis agro.
“Kebetulan industri kita bahan bakunya tidak terlalu impor, ini agro. Bahan baku kita, ada di Jawa Timur dan ada di sekitar Jawa Timur dari bahan agro ini dari hortikultura,” pungkasnya.
Sementara itu, Pemprov Jawa Timur juga mencatat ada kenaikan nilai perdagangan antar provinsi sebesar Rp 46 triliun, dari Rp 164 triliun pada tahun 2017 lalu menjadi Rp 210 triliun.
“Perdagangan antar provinsi kita, tahun ini surplusnya 210 triliun, satu semester itu 101 triliun rupiah, semester kedua kira-kira 110 triliun. Jadi ini naik dari 164 triliun tahun lalu tentang Capital Inflow Surplus,” ujar Gubernur dua periode ini.