Ditangan Warga Mojokerto, Ban Dalam Truk Disulap Jadi Tas dan Dompet
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Siapa sangka, jika ban dalam yang sudah tak terpakai, bisa menghasilkan pundi-pundi uang yang menjanjikan. Ditangan Andres Fitra (30), warga Dusun Salen, Desa Salen, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, sampah ban dalam truk bekas disulap menjadi barang bernilai ekonomis. Ban dalam truk itu dijadikan bahan dasar untuk membuat produk aneka tas, dompet, dan sabuk.
Berawal dari iseng mencari sebuah artikel di internet macam-macam bahan yang digunakan untuk membuat tas. Andres pun menemukan sebuah artikel tentang kekuatan ban dalam truk. Ban dalam truk tahan panas, anti air dan debu.
Andres menceritakan, jika sempat kesulitan membuat produk tas dari ban dalam bekas. Pembuatan tas perlu keahlian dalam menjahit. Sedangkan Andres tak mempunyai basik menjahit.
Meski demikian, Andres tak patah arah, gagal saat awal mencoba membuat kerajinan membuat tas dari ban dalam bekas truk, itu hal yang lumrah.
“Saya hanya modal nekat saja. Karena saya tidak bisa menjahit. Saat saya mencoba membuat, hasilnya tidak maksimal. Bentuk tas kurang sempurna jahitannya pun tak rapi. Awal kali mencoba benang dan jarum saya pinjam punya istri. Untuk ban dalamnya saya diberi gratis oleh tukang tambal ban,” jelasnya.
“Prinsip saya yakin jika kita mengerjakan apa yang disenangi, Insyaalah akan diberikan jalan. Saya searching cara menjahit lalu mempelajarinya sendiri,” ujar Andres.
Andres mulai membuat kerajinan dari ban dalam bekas tahun 2014. Selang dua tahun mengotak-atik, dia baru merasa produk buatannya laik dipromosikan dan dijual karena bentuknya telah sempurna pada tahun 2016 dan layak dijual
Sekilas, produk tas, dompet, dan sabuk buatannya tak nampak terbuat dari ban bekas. Bahkan, produk tersebut terkesan seperti terbuat dari kulit. Hal itu tak luput dari cara pengerjaannya. Andres mengerjakan produk itu dengan teliti sehingga memakan waktu cukup lama. Dalam seminggu dia hanya bisa membuat 15 buah tas.
Untuk menjaga kualitas dari tidak sembarang mulai, potongan presisi, hingga penjahat. Bahkan untuk menjaga kualitas tetap baik. Sebelum dijahit ban bekas saya rendam dulu supaya bersih dan mengoleskan cairan kimia supaya terkilat mengkilap dan lebih hitam.
Selain itu, Andres pun juga memiliki strategi sendiri dalam memasarkan produknya. Dia lebih memilih menyasar pasar internasional dan di tempat wisata asing seperti Bali dan Lombok. Bahkan dirinya juga bekerjasama dengan NGO (non-governmental organization) yang kini produk bernama nama Jowo Upcycle suda menyentuh pasar Australia, Austria, Kerman dan Inggris.
Karena menurut, Andres masyarakat luar lebih menghargai produk yang terbuat dari bahan bekas.
Produk Jowo Upcycle milik Andres dibanderol dengan harga Rp30 ribu hingga Rp250 ribu. Dalam sebulan Andres dapat meraup keuntungan bersih Rp 5.000.000.
Disisi lain, dia mengungkapkan tak mempunyai kesulitan untuk menemukan ban bekas truk, sebab di wilayah Mojokerto sendiri ketersediaan ban bekas sangat melimpah. Menurutnya, ban bekas truk yang bagus terbuat dari Jepang. Karena memiliki motif menyerupai kulit.