Konflik Bupati Pamekasan vs DPRD, PKB : Jangan Goreng Isu
PAMEKASAN, FaktualNews.co – Memanasnya perseteruan Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam dan anggota DPRD Pamekasan dari partai pengusung, yang terjadi belakangan ini membuat Ketua Fraksi PKB angkat bicara.
Ketua Fraksi PKB, Syamsuri, meminta agar masyarakat tidak menggoreng isu-isu yang seolah-olah akan mengadu domba antara Pemkab dengan DPRD. Ia beranggapan bahwa komentar dari kedua belah pihak antara pemerintah dengan legislatif itu sengaja dipelintir kearah yang tidak diinginkan.
“Sayapun tidak tahu pasti mengapa sampai bisa ramai seperti itu, kesannya justru pemerintah tak suka dikritik, apalagi yang mengkritik dari salah satu anggota PKS,” jelas Syamsuri (5/11/2018).
Menurutnya, persoalan kritikan dari salah seorang anggota DPRD dari PKS, Harun Suyitno, tentang tidak tahunya OPD terkait terhadap Program 10 ribu pengusaha hanyalah persoalan teknis. Program tersebut sebenarnya sudah dibahas di Badan Anggaran DPRD. Hasilnya, hanya ada 2 ribu pengusaha yang tercover pada RAPD 2019 mendatang.
“Saya kira tinggal tunggu waktu lah, ini kan belum masuk 100 hari kerja,” tambahnya.
Dikatakan Syamsuri, untuk saat ini membicarakan program Pamekasan selama lima tahun kedepan dinilai lebih penting dari pada membuat isu-isu miring tentang Pemkab Pamekasan. Ia pun menyayangkan ada pihak yang menyebarkan video yang berisi komentar Bupati Pamekasan tentang ketiadaan partai koalisi.
Selain itu, Syamsuri juga mengomentari pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Pamekasan, Taufiqurrahman, menyesalkan atas pernyataan sikap Bupati Baddrut Tamam yang menyatakan sudak tidak mempunyai partai koalisi lagi saat ini.
“Ucapan bupati itu kurang elok menurut saya menyampaikan sudah tak memiliki partai koalisi lagi, ini kan lucu. Padahal partai pengusung juga ikut mempunyai tanggungjawab moral terhadap masyarakat bagaimana nantinya seluruh program prioritas pasangan ini terealisasi,” lanjutnya.
Memang lanjut Syamsuri, kedepan ini tidak ada lagi partai koalisi dan partai oposisi yang ada bagaimana Pamekasan kedepan bisa maju dari tahun tahun sebelumnya.
“Kritik boleh, tapi jangan justru sengaja bikin ribut. Mari bangun pamekasan bersama agar jadi Pamekasan Rajjeh, Bejreh, dan Parjugeh,” pungkasnya.