Opini

Menjadi Pahlawan Milenial Jaman Now

FaktualNews.co- Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa dan perjuangan para pahlawannya. Kalimat ini tegas mengingatkan kita untuk selalu mengenang pengorbanan dan perjuangan pahlawan yang telah mengabdikan diri untuk negeri ini.

Tanggal 10 November sudah ditetapkan sebagai Hari Pahlawan. Tentu ini menjadi momentum untuk mengenang secara kolektif semangat patriotisme dan nasionalisme para pejuang bangsa ini.

Sejarah hari pahlawan itu sendiri berawal dari tragedi peperangan yang terjadi di Surabaya. Peristiwa tersebut bermula dari berkibarnya bendera Belanda di hotel Yamato Surabaya. Padahal pada saat itu Indonesia sudah merdeka. Namun tetap saja bendera Belanda yang berwarna biru masih berkibar.

Sehingga arek-arek Surabaya menurunkan bendara itu dan terjadi peperangan yang cukup dahsyat dan melibatkan para pemuda untuk bertumpah darah dalam menghadapi kolonial Belanda.

Dalam era atau jaman millenial ini para generasi muda harus paham betul tentang pahlawan. Pertama pemuda harus tau dulu arti pahlawan. Definisi pahlawan itu sendiri sudah mengalami ameliorisasi atau perluasan makna.

Pahlawan diartikan bukan lagi hanya bagi mereka yang berperang melawan penjajah dengan angkat senjata. Pahlawan, berasal dari kata Sanskerta, “phala” yang berarti hasil. Ini juga asal kata dari “pahala”. Jadi pahlawan adalah seseorang yang berpahala.

Perbuatannya bermanfaat bagi orang banyak. Perbuatannya berpengaruh pada tingkah laku orang lain karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan umat manusia secara umum.

Tentu bagi para generasi millenial untuk menjadi pahlawan tidak harus berhadapan dengan penjajah dengan mengangkat senjata. Bukan pula berhadapan dengan pemerintah yang memberantas hak-hak masyarakat. Generasi millenial mesti bisa mempresentasikan semangat Hari Pahlawan dengan melakukan dan menciptakan karya-karya¸ kreativitas serta inovasi.

Untuk menjadi pahlawan setiap masa memiliki caranya masing-masing. Bagi pahlawan masa reformasi, menulis di media menjadi alternatif. Bagi era sekarang, menulis di media belum cukup. Namun harus menguasai media sosial untuk menyebarkan gagasan perdamaian, dan kemajuan sosial.

Di tengah tumbuh dan berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi. Suatu era yang menuntut inovasi dan adu kreativitas menjadi modal penting dan utama. Tentu hal itu tidak bisa telepas dari yang namanya teknologi terutama internet, hiburan atau entertainment seolah-olah sudah menjadi kebutuhan pokok.

Kondisi seperti ini yang mendorong para generasi Millenial harus memiliki pemikiran kritis yang tidak mudah tergiurkan dengan hal-hal baru yang sifatnya materialis. Tidak mudah termakan berita kebohongan (Hoaks) dan tidak menyebarkannya.

Dan yang tidak kalah penting saling menyayangi antara sesama saudara sebangsa dan setanah air, mencintai negara Indonesia dan lain-lainnya yang merupakan sifat dan sikap nasionalisme yang tinggi dari pahlawan.

Pada saat ini, media social (medsos) menjadi hal yang sangat penting. Karenanya banyak kelompok intoleran yang menggunakan media sosial menjadi alat propaganda untuk menciptakan kegaduhan politik.

Menawarkan formalisasi agama, hingga menawarkan konsep khilafah untuk Indonesia yang bertentangan dengan asas yang telah lama dipegang oleh bangsa Indonesia dan itu  menjadi persoalan yang besar.

Disini pentingnya bagi para generasi Millenial agar mampu menguasai media sosial untuk mengkampanyekan ide-ide yang kreatif untuk membangun bangsa indonesia kedepan. Negara ini membutuhkan pahlawan jaman kekinian yang mampu menjawab problematika bangsa dan umat yang terus berkembang.

Ancaman yang merusak tatanan bangsa ini bukan lagi penjajahan secara fisik. Tantangan terbesar pahlawan jaman Millenial adalah ancaman serangan mental dan ideologi yang merusak perdamaian bangsa.

Tantangan di era digital ini juga semakin kompleks. Narasi-narasi negatif mudah memecah belah persatuan bangsa. Setiap hari masyarakat disuguhi dengan konten yang tidak mendidik dan mudah menghasut yang bersifat provokatif.

Pahlawan Millenial dari kalangan generasi muda untuk menderma baktikan tenaga dan pikirannya untuk melawan penjajahan narasi yang mencoba meruntuhkan NKRI. Perang narasi di dunia maya menjadi tantangan kekinian bagi para pahlawan Millenial.

Dari itu semua empat hal penting ini harus di miliki oleh generasi Millenial. Pertama harus memutuskan habis kebencian antara sesama. Kedua berani melawan narasi-narasi kebencian, hasutan dan provokasi yang dapat memecah belah persatuan. Kemudian, menangkal virus radikalisme dan terorisme yang dapat merusak keutuhan bangsa.

Dan terakhir menjaga perdamaian dengan cara berbagi dan memenuhi konten positif dan perdamaian di dunia maya. Sebab, dengan upaya tersebut kita sudah termasuk ikut berperan dalam menjaga kesatuan Negara Indonesia (NKRI) dan sudah menjadi pahlawan sesungguhnya di era Millenial ini. * (Mulyadi Izhaq)

*Penulis adalah jurnalis FaktualNews.co, Pamekasan, Jatim.