MOJOKERTO, FaktualNews.co– Warga Dusun Ngepong, Desa Berat wetan, Kecamatan Gedeng, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menghentikan tiga truk pengangkut limbah cair. Ketika itu tiga kendaraan tersebut sedang membuang limbah.
Hal itu di lakukan, lantaran warga geram adanya pembuagan limba cair itu menyebabkan pencemaran sumur milik warga. Menurut mereka, air di sumur-sumur warga kini berubah warna menjadi kecoklatan.
Bahkan, saat di mengehentikan, truk tangki yang di kendarai Suyanto (47), tengah membuang limbah cair bersama satu rekanya di lahan tebu. Spontajn warga pun langsung menghentikan aktivitas tersebut bersama anggota Babinsa setempat. Tidak hanya itu, warga juga menghentikan dua truk lainnya yang mengangkut limbah cair.
“Sumur milik waega tercemar sejak satu Minggu yang lalu, setelah turun hujan ” tutur Mulyono salah seorang pekerja.
Jika sebelumnya jernih dan bersih, sejak satu Minggu sumur milik warga, tiba-tiba berwarna kecoklatan seperti teh. Hal ini diduga karena adanya pembuangan limba pupuk cair tebu, sehingga berdampak ke sumur warga.
“Selain berwarna seperti air teh, baunya mirip pupuk cair untuk tanaman tebu namun untuk air yang berwarna kecoklatan ini tidak berasa,” tuturnya.
Sejak tercemar, air sumur yang biasanya digunakan untuk mandi, minum dan kebutuhan lainya kini tak lagi digunakan. Untuk kebutuhan minum dan masak, kini warga mengunakan air galon kemasan.
Mulyono menjelaskan, pupuk cair untuk tanaman tebu tersebut dibuang di depan pembangunan rumah yang tengah ia kerjakan. Jaraknya hanya 200 meter karena hanya terhalang jalan saja. Setelah turun hujan, air sumur langsung berubah warna.
“Hampir setiap hari truk tangki pengangkut limba pupuk cair membuang di lahan tebu. Bisa 5 sampai 7 kali,” urainya.
Sementara pemilik rumah, Firman Efendi, berharap, pupuk cair tersebut tidak dibuang di sekitar rumahnya. Lantaran dianggap sudah mencemari air sumur warga. “Kalau bisa jangan dibuang ke sini agar tidak mencemari sumur. Pupuk ini memang permintaan warga ke pabrik tapi minta satu, bisa dikasih sampai 10,” sambungnya.
Menurutnya, setiap pagi sejumlah truk tangki membawa pupuk cair untuk melakukan pemupukan di sekitar rumahnya yang berada di pertengahan sawah. Namun tidak semua pemilik tebu menginginkan pupuk cair tersebut.