SURABAYA, FaktualNews.co – Polisi terus mendalami kasus tewasnya tiga penonton drama kolosal ‘Surabaya Membara’ yang digelar pada hari Jumat 9 November 2018 lalu. Hal itu guna menemukan kemungkinan adanya faktor kelalaian dalam tragedi yang menewaskan tiga penonton tersebut.
“Siapa yang lalai, apakah masinis atau panitia penyelenggara, sampai sekarang masih sedang kami dalami penyelidikannya,” ujar Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran ketika dihubungi, Senin (12/11/2018).
Sejauh ini, pemeriksaan terhadap sejumlah pihak yang berkaitan erat dengan peristiwa itu terus dilakukan. Baik penonton, panitia penyelenggara acara, serta pihak PT Kai Daops 8 dalam hal ini masinis. Mereka yang dipanggil masih berstatus sebagai saksi.
Dari keterangan yang disampaikan oleh para saksi selama pemeriksaan, kata mantan Kasubdit Tipidkor Ditreskrimum Polda Jatim ini, pihaknya akan segera melakukan gelar perkara. “Apakah kasus ini bisa dilanjutkan ke tingkat penyidikan apa tidak, tujuannya itu,” ucapnya.
Sebelumnya, Polrestabes Surabaya telah memeriksa panitia ‘Surabaya Membara’ usai kejadian secara marathon. Ia adalah Taufik Monyong.
Namun, ketika ditanya hasil pemeriksaan, polisi belum bisa menyimpulkan, karena masih terus menggali keterangan saksi lain. Termasuk, memeriksa kembali surat perizinan yang oleh pihak panitia acara diakui sudah mendapat persetujuan dari Pemerintah Kota Surabaya.
“Katanya ada, tapi akan kita periksa kembali,” singkat Sudamiran.
Dari pemberitaan sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan acara pagelaran drama kolosal ‘Surabaya Membara’ di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya tidak memiliki izin.
“Pertama kami tidak tahu, setelah kami cek mulai tingkat kecamatan, semua asisten, Sekda semalam tidak tahu. Saya pun tidak tahu, baru setelah ada kejadian baru tahu. Jadi (kegiatan) tidak ada ijin,” ujar Walikota Tri Rismaharini, usai memimpin upacara peringatan hari pahlawan di Balaikota Surabaya, Sabtu (10/11/2018) lalu.
Dengan tidak dikantonginya izin penyelenggaraan oleh panitia, Pemkot Surabaya meyakini bahwa kegiatan itu adalah ilegal dan diluar sepengetahuan jajarannya, “Kita tidak tahu sama sekali,” singkat Risma.
Untuk diketahui, pagelaran drama kolosal yang setiap tahun dilaksanakan oleh warga Kota Surabaya untuk memperingati hari pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November kali ini, berbuah insiden mengerikan.
Beberapa penonton pagelaran yang kala itu berada diatas viaduk Jalan Pahlawan, Kota Surabaya tiba-tiba terjatuh bersamaan dengan melintasnya gerbong kereta api KRD jurusan Sidoarjo – Pasar Turi. Ada tiga korban tewas serta sedikitnya 16 luka-luka dalam peristiwa tersebut.