FaktualNews.co

Demo Mahasiswa Unej Ricuh, Bakar Ban Karena Rektor Tak Kunjung Datang

Pendidikan     Dibaca : 1429 kali Penulis:
Demo Mahasiswa Unej Ricuh, Bakar Ban Karena Rektor Tak Kunjung Datang
FaktualNews.co/Hatta/
Demo mahasiswa Unej yang ricuh hingga membakar ban bekas.

JEMBER, FaktuaNews.co – Unjuk rasa ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Jember (Unej) berlangsung ricuh. Pasalnya para mahasiswa menunggu lama untuk ditemui perwakilan dari Rektorat Unej. Karena emosi yang tak terbendung, pengunjuk rasa membakar ban, sehingga petugas keamanan kampus harus menyemprot api menggunakan Apar (alat pemadam api ringan).

Aksi unras itu dilakukan, karena para mahasiswa Unej menuntut pihak rektorat Unej untuk memberikan informasi transparansi sistem dan peraturan bidik misi Unej tahuj 2018. Selain itu, para mahasiswa menuntut adanya transparansi pengadaaan jas almamater, topi, dasi, dan kaos PK2 maba (mahasiswa baru). Pasalnya selama 5 bulan, belum menerima dan tidak jelas keberadaannya.

“Sebanyak 650 mahasiswa yang sudah diterima sebagai calon mahasiswa Bidik Misi ini, ternyata saat daftar ulang masih membayar SPP, alasannya karena tidak masuk kuota,” kata korlap aksi Syauqi Ramadhan, Kamis (22/11/2018).

Padahal sebelumnya, lanjut Syauqi, diinformasikan ada 1414 mahasiswa yang diterima melalui jalur bidik misi tersebut. Sehingga bagi yang tidak lolos, menurutnya, pihak rektorat menginstruksikan untuk membayar uang sebesar Rp 500 ribu hingga Rp 1 Juta.

“Akhirnya karena status tidak jelas, sejumlah mahasiswa sampai berhenti kuliah karena tidak sanggup membayar,” tandasnya.

Selain itu, lanjutnya, fasilitas maba 2018 seperti jas almamater, topi, dasi, dan kaos PK2 belum diterima, padahal sudah 5 bulan kuliah.

“Keadilan ini harus ditegakkan, kan seperti halnya bidik misi, itu kan gratis. Terus hak maba juga disampaikan. Bagaimana ini,” tandasnya kecewa.

Menyikapi tuntutan mahasiswa tersebut, Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Unej, Abdul Halim menyampaikan, bahwa Kemenristekdikti awalnya menetapkan kuota penerima Bidik Misi sejumlah 754 mahasiswa. Jumlah itu kemudian membengkak menjadi 1.419 mahasiswa dinyatakan menerima Bidik Misi.

“Penerima Bidik Misi yang di SNMPTN itu sejumlah 245 sedangkan di SBMPTN ada 519 mahasiswa,” kata Dulkhalim.

Terkait penerima Bidik Misi yang secara tiba-tiba dievaluasi sehingga harus membayar UKT, Dulkhalim menerangkan hal itu berdasarkan kebijakan internal Unej. Ia pun juga tidak dapat menyebutkan aturan yang mendasarinya.

“Kalau untuk kebijakan itu biar pak Rektor atau Wakil Rektor I saja yang menjawab,” ucapnya.

Sementara itu, terkait fasilitas Maba yang belum terpenuhi. Ketua Pokja Pengadaan Fasilitas Maba, Hadi Paramu mengatakan, belum diserahkannya hak yang diterima maba, karena permasalahan yang terjadi di rekanan.

“Sehingga meminta penundaan hingga 27 November ini. Jika belum selesai, wajar karena masih belum selesai masa kontraknya. Kan ada sekitar 8000 maba yang dikerjakan,” ungkapnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin