FaktualNews.co

Kapolres Jember, Amankan 4 WNA dan 3 Staf Kementerian ESDM

Peristiwa     Dibaca : 957 kali Penulis:
Kapolres Jember, Amankan 4 WNA dan 3 Staf Kementerian ESDM
FaktualNews.co/Hatta/
Warga Desa Pace yang menghadang kedatangan warga negara asing (WNA).

JEMBER, FaktualNews.co – Tindakan penghadangan dan pengamanan yang dilakukan ratusan warga Desa Pace, Kecamatan Silo, ternyata tidak hanya dialami oleh 4 orang warga negara asing (WNA). Diketahui juga, sejumlah WNA itu juga didampingi staf dari Kementerian ESDM berjumlah 3 orang dengan mengendarai 4 mobil.

Agar tidak sampai terjadi konflik yang memanas. Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo bahkan sampai harus turun tangan langsung mengamankan sejumlah pendatang itu. Beruntung tidak sampai terjadi konflik serius, karena 4 orang WNA dan 3 orang pegawai pemerintah itu, diamankan ke Mapolres Jember.

Sesampainya di Mapolres Jember, kepada sejumlah media Kusworo menyampaikan, ia mengetahui adanya informasi tentang penghadangan yang dilakukan masyarakat Desa Silo, sekitar Pukul 9.00 WIB. “Ada Info dari masyarakat tentang adanya diskusi antara warga dengan orang dari Surabaya dan Jakarta. Nah saat itu warga berkumpul semakin banyak. Karena ada info ada penambang emas yang akan datang,” kata Kusworo, Rabu (5/12/2018).

Kedatangan empat WNA asal Cina dengan tiga orang staf dari Kementerian ESDM itu, kata Kusworo, dikira sebagai calon penambang emas yang dimaksud. Sehingga bersama Sabhara langsung meluncur ke lokasi (Silo). “Kami langsung menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, karena ada sekitar 300 orang berkumpul. Juga meminta kepada warga Silo untuk menjaga suasana kondusif,” sambungnya.

Lebih jauh Kusworo menyampaikan, dengan kondisi di Desa Pace yang masih belum kondusif tersebut. Pihaknya pun mengamankan 4 orang WNA Cina itu, dan 3 orang staf dari Kementerian ESDM. “Sekitar 7 orang dan kendaraan yang ada, langsung kami evakuasi dan dibawa ke Mapolres untuk dimintai keterangan, tiga orang staf dari Binmas ESDM,” ungkapnya.

Lebih jauh Kusworo mengatakan, terkait kedatangan tujuh orang tersebut ke Desa Pace, untuk melakukan survei. “Apakah betul bisa dilakukan penambangan atau tidak. Namun melihat harapan masyarakat yang menolak adanya pertambangan. Hal itu akan dilaporkan kepada Kepala Dinas ESDM Provinsi Jatim,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin