Disdik Sumenep Gelar Lomba Berbasis Lokal, Bupati Ajak Pertahankan Permainan Tradisional
SUMENEP, FaktualNews.co – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar Lomba Berbasis Lokal 2018, dalam rangka menghidupkan budaya lokal ujung timur pulau Madura.
Rangkaian lomba berbasis lokal tersebut diagendakan berlangsung sejak, Kamis-Jumat (13-14 Desember 2018) bertempat di Sar Kampong, Kecamatan Batuan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, H. Achmad Shadik mengungkapkan, tujuan lomba berbasis lokal ini dalam rangka menghidupkan budaya lokal Sumenep yang saat ini sudah mulai tidak diminati anak-anak utamanya siswa.
“Dengan diadakan lomba ini, diharapkan agar budaya lokal tidak tergerus oleh arus informasi dan globalisasi saat ini,” ungkapnya.
Shadik berharap, dengan adanya inovasi pendidikan melalui budaya lokal itu, bisa menggugah semangat siswa dan guru untuk mencintai budayanya sendiri, seiring kemajuan teknologi dan informasi saat ini.
“Kabupaten Sumenep memiliki banyak kebudayaan dan kesenian yang sudah mulai hilang akibat teknologi dan informasi yang menyebabkan anak-anak cenderung bermain game di telepon genggam maupun komputer,” imbuhnya.
Bahkan, dengan lomba berbasis lokal ini, ditargetkan mampu menanamkan kecintaan siswa terhadap budaya Sumenep yang saat ini mulai punah.
“Dalam permainan tersebut siswa dilatih kesabaran, kekompakan, ketelatenan dan sosial serta menjaga dan memelihara permainan lokal Sumenep,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep, A. Busyro Karim saat membuka Lomba Berbasis Lokal mengajak masyarakat untuk mempertahan permainan Tradisional.
Menurutnya, masyarakat harus melestarikan sekaligus memperkenalkan dan mengajarkan kepada anak-anaknya permainan berbasis kearifan lokal. Sebab, permaianan lokal atau tradisional itu memiliki nilai-nilai positif yang bisa menjadi dasar pembentukan karakter.
“Permainan berbasis lokal atau tradisional itu mempunyai nilai tersendiri untuk pembentukan karakter anak-anak, sebab permainan rakyat itu umumnya dimainkan secara bersama-sama. Contohnya, salodor yang melibatkan beberapa anak untuk bermain, sehingga membutuhkan kebersamaan maupun kerja sama dan strategi, supaya bisa menang dalam bertanding,” kata Bupati Sumenep.
Bupati dua periode ini menyatakan, permainan yang berbasis kearifan lokal juga melatih keterampilan anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Sekaligus membiasakan anak-anak sejak dini kreatif, seperti bermain rab-kerraban sape (kerapan sapi) yang terbuat dari bambu.
“Permainan berbasis kearifan lokal atau permainan tradisional itu juga melatih fisik anak semakin sehat, misalnya berlari, melompat dan melempar daripada permainan modern, seperti saat ini anak-anak pulang sekolah di sore hari hanya nonton TV atau bermain game di telepon genggamnya,” imbuhnya.
Politisi senior PKB ini pun menyerukan masyarakat jangan sampai meninggalkan budaya dan permainan tradisional, jika ingin Indonesia menjadi negara maju. Sebab masyarakat di negara maju seperti Jepang dan Cina tidak pernah meninggalkan permainan lokal atau tradisional.
“Masyarakat Jepang sebagai negara maju tetap mempertahankan budaya dan permainan tradisionalnya, misalnya saat menyambut musim semi, diadakan acara yang menampilkan budaya dan permainan lokal negara itu. Tentu ini membuktikan, bahwa negara maju tetap melestarikan dan mengembangkan budaya dan permainan tradisional lokalnya,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Bupati A. Busyro Karim, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep, Nurfitriana Busyro, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, H. Achmad Shadik, menyempatkan diri bermain leker (kelereng), Rab-Kerraban Sape (kerapan sapi), dan Bermain Dheko. Bahkan bersama warga yang hadir, menonton permainan salodor.
Untuk diketahui, lomba berbasis lokal yang digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep adalah Lomba Pidato Bahasa Madura untuk guru SMP, Dongeng Bahasa Madura untuk siswa TK dan guru TK, Syair Bahasa Madura untuk guru SMP, Puisi Bahasa Madura untuk guru SD, Amaen Dheko untuk murid TK, Rab-Kerraban Sape untuk murid SD, Amaen Salodor untuk siswa SD, Amaen Leker untuk siswa SMP, Pal-Kapalan untuk siswa TK, Amaen Beklen untuk siswa SD dan Tenjak untuk siswa SMP. (*)