Kata Pemilih Penyandang Disabilitas di Jember Soal Pemilu 2019, Template Braiile Jadi Penggaris
JEMBER, FaktualNews.co – Pemenuhan fasilitas bagi para penyandang disabilitas untuk dapat memilih pada Pemilu 2019 mendatang, masih belum terpenuhi. Bahkan fasilitas yang harusnya digunakan oleh penyandang disabilitas, malah tidak digunakan dengan semestinya.
Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Bintoro, Kecamatan Patrang, Jember, Rahman Hadi menyampaikan, sejak dirinya turut andil ikut memilih dalam kegiatan pemilu tahun 1999, fasilitas alat khusus untuk memilih di bilik suara bagi penyandang disabilitas, sudah ada sejak lama.
“Bahkan seperti halnya template (alat untuk memilih berupa tulisan huruf braille), bagi penyandang tuna netra, sudah ada lama. Namun fakta di lapangan, alat itu malah digunakan petugas untuk jadi penggaris,” ujarnya, Jumat (14/12/2018).
Sehingga pihaknya berharap, tidak hanya sosialisasi memilih yang benar saat di bilik suara, namun sosialisasi bagi petugas TPS untuk benar-benar memperhatikan pemenuhan fasilitas bagi penyandang disabilitas. “Karena tidak semua KPPS, atau petugas TPS, tahu fungsi ataupun penggunaan template itu sendiri. Sehingga KPU saya harap juga sosialisasi tentang hal itu,” kata Rahman.
“Karena dari pemilihan sebelumnya, Pilgub lalu itu saya ambil sample beberapa daerah, teman-teman (tuna) netra tidak dikasih template,” tegasnya.
Sehingga hal itu, kata pria yang juga penyandang disabilitas tuna netra ini, KPU dapat memperhatikan persoalan tersebut. “KPU lebih gencar sosialisasi ke petugas TPS dan tolong menjadi perhatian yang baik,” tandasnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terpisah, Komisioner KPU Jember, Ahmad Hanafi menyampaikan, hak pilih dalam pemilu dimiliki seluruh warga negara Indonesia, bahkan termasuk juga para penyandang disabilitas. “Sehingga hari ini, kita lakukan kegiatan sosialisasi memilih ini, agar para penyadang disabilitas, khususnya pemilih pemula. Memiliki informasi yang benar dan konkret tentang tata cara memilih di TPS, dan tahu apa saja yang dilakukan,” kata Hanafi saat dikonfirmasi sejumlah media.
Pemilu 2019 mendatang ini, katanya juga disebut sebagai pemilu inklusi. “Artinya kita (dalam kegiatan pemilu) juga harus ramah terhadap penyandang disabilitas. Karena saudara-saudara kita difabel ini, memiliki hak yang sama untuk memilih dalam pemilu mendatang,” tutur Hanafi.
Sosialisasi yang dilakukan di SLB tersebut, kata mantan jurnalis televisi ini, diharapkan penyandang disabilitas memahami cara menggunakan hak pilihnya dengan baik. “Pemilih berkebutuhan khusus, harus mendapatkan pelayanan ramah dari petugas TPS. Bagaimana mereka nantinya difasilitasi untuk mendapatkan kesempatan memilih, menggunakan fasilitas yang sudah dipenuhi dengan baik, agar tersampaikan suaranya,” pungkasnya.