Advertorial

Pertama di Sumenep, Lomba Berbasis Lokal Siap Jadi Agenda Tahunan Dinas Pendidikan

SUMENEP, FaktualNews.co – Lomba Berbasis Lokal tahun 2018, yang diprakarsai Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, merupakan agenda pertama kali di Sumenep, Bahkan di Madura, untuk itu, beberapa kategori lomba direncanakan bakal menjadi agenda tahunan sebagai inovasi pendidikan melalui budaya lokal.

Panitia pelaksana teknis lapangan, Moh Nur Alamsyah mengungkapkan, kegiatan hari ini terdapat beberapa jenis lomba, diantaranya Amaen Tenjak, Beklen, Amaen Salodor dan Pal-Kapalan yang diikuti siswa/i dari TK hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di bawah binaan Disdik Sumenep.

“Hari ini ada lomba Amaen Tenjak untuk siswa SMP, Amaen Beklen dan Salodor untuk siswa SD, termasuk juga ada lomba Pal-Kapalan untuk siswa TK, ini kita upayakan untuk menjadi agenda tahunan Disdik,” tuturnya, Jumat (14/12/2018).

Tujuan dari kegiatan lomba tradisional ini, lanjut Nur sapaan akrabnya, untuk menumbuhkan kembali semangat permainan tradisional yang mulai ditinggalkan anak anak, khususnya peserta didik.

“Tujuannya sederhana, untuk menumbuhkan kembali budaya lokal yang akan hilang dan mulai ditinggalkan, jadi kita tumbuhkan kembali lewat semangat lomba ini,” jelasnya.

“Banyak filosofi yang bisa diambil dari setiap lomba, semisal Tenjak, makna yang didapat mengasah keseimbangan tubuh dan melatih titik fokus,” imbuhnya.

Tahun ini merupakan kali pertama, yang tidak menutup kemungkinan akan menjadi agenda tahunan Dinas Pendidikan untuk peserta didik, baik di daratan maupun mereka yang dari kepulauan.

“Untuk tahun ini memang fokus di daratan, kemungkinan tahun depan akan merambah ke siswa/i di Kepulauan juga,” tegasnya.

Diketahui, rangkaian lomba berbasis lokal tersebut berlangsung sejak, Kamis – Jumat (13-14 Desember 2018) bertempat di Sar Kampong, Kecamatan Batuan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, H. Achmad Shadik mengungkapkan, tujuan lomba berbasis lokal ini dalam rangka menghidupkan budaya lokal Sumenep yang saat ini sudah mulai tidak diminati anak anak utamanya siswa.

“Dengan diadakan lomba ini, diharapkan agar budaya lokal tidak tergerus oleh arus informasi dan globalisasi saat ini,” ungkapnya.

Shadik berharap, dengan adanya inovasi pendidikan melalui budaya lokal itu, bisa menggugah semangat siswa dan guru untuk mencintai budayanya sendiri, seiring kemajuan teknologi dan informasi saat ini.

“Kabupaten Sumenep memiliki banyak kebudayaan dan kesenian yang sudah mulai hilang akibat teknologi dan informasi yang menyebabkan anak-anak cenderung bermain game di telepon genggam maupun komputer,” imbuhnya.

Bahkan, dengan lomba berbasis lokal ini, ditargetkan mampu menanamkan kecintaan siswa terhadap budaya Sumenep yang saat ini mulai punah.

“Dalam permainan tersebut siswa dilatih kesabaran, kekompakan, ketelatenan dan sosial serta menjaga dan memelihara permainan lokal Sumenep,” tandasnya. (*)