Supercamp Ala Santri di Jember dengan Tema Nusantara
JEMBER, FaktualNews.co – Mengisi liburan sekolah akhir tahun, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan alternatif berlibur ke tempat wisata selalu menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia. Namun sebuah Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) Al-Ghofilin di Kampung Gang Panili, Lingkungan Jember Kidul, Kelurahan/Kecamatan Kaliwates, menggelar kegiatan kamping ala santri dengan melakukan kegiatan bermain, belajar, bersalawat, mengaji, dan mengkhatamkan Al Quran dengan cara yang unik.
Para peserta yang terdiri dari anak-anak umur SD hingga SMA berjumlah sekitar 150 orang, melakukan kegiatan kamping, namun sebelumnya menghias tenda untuk bermalam, dengan berbagai pernak-pernik dan ornamen bernuansa nusantara. Tujuannya membangun kemah dengan konsep tersebut, untuk mengenalkan budaya Indonesia namun tidak lupa dengan nilai-nilai Islam.
“Kegiatan ini temanya Nusantara, untuk lebih mencintai negaranya, bangsanya yang sangat beragam, suku, budaya, dan ras, agar memiliki nilai-nilai toleransi. Berlangsung sejak Rabu 26 Desember kemarin, hingga besok Minggu 30 Desember 2018. Jadi kegiatan kamping ini, benar-benar berisi nilai-nilai agama Islam, dan tidak melupakan budaya nusantara,” ujar Ketua Panitia Kamping Supercamp 2018, Ahmad Jaddin Wajad, Jumat (28/12/2018).
Kegiatan kamping yang sudah memasuki tahun ketiga itu, kata pria yang akrab dipanggil Gus Jaddin ini, sebelumnya digelar juga di kota-kota lain, yang tergabung dalam TPQ Al-Ghofilin. “Kegiatannya berpindah-pindah dan pesertanya tidak hanya dari Jember, sebelumnya di Sragen, ada juga dari Surabaya, Jember yang banyak. Tema saat ini Nusantara. Bertepatan dengan liburan akhir tahun,” sebutnya.
Pantauan di lokasi kegiatan, diketahui ada 12 tema nusantara yang diterapkan dalam menghias kemah. “Ada Dayak, Ponorogo, Aceh, Bali, Jawa, Surakarta, Sumatera Minangkabau, Betawi, Jember, Banyuwangi, Madura, dan Yogyakarta,” sebutnya.
Kegiatan kamping tersebut, kata Gus Jaddin, juga untuk menanamkan nilai-nilai social yang mulai hilang di masyarakat. “Jadi biasanya bermain gadget, game secara individu, dalam kegiatan kamping ini, bisa saling mengenal antara satu dengan lainnya. Saling berinteraksi, belajar, dan bermain, serta tidak meninggalkan nilai-nilai Islam,” terangnya.
“Kita juga melatih anak-anak untuk mewajibkan salat Jemaah, mengaji al quran, salat sunnah, dan tadarus al quran setiap hari,” sambungnya.
Sementara itu, salah satu orang tua peserta Asfada menyampaikan, kegiatan kamping yang diikuti putrinya itu, memberikan manfaat yang positif bagi perilaku dan sosial anaknya. “Kegiatan ini rutin diikuti anak saya, setiap setahun sekali. Anak-anak diajak berkreatifitas, dan juga untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, social, dan agama. Kamping seperti ini unik, dan belum pernah saya lihat di kegiatan pramuka sekalipun,” ujar wanita yang berasal dari Sragen ini.