Awal Januari 2019, Pasien DBD di RS Sakinah Mojokerto Membludak
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai melanda Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Sejak awal bulan Januari hingga 11 Januari 2019, jumlah pasien kasus DBD di RS Sakinah membeludak, hingga mencapai 100 pasien.
Bahkan, puluhan pasien yang rata-rata berusia satu sampai tujuh tahun masih dalam rawat inap. Salah satunya, bernama Alfian yang masih berusia 9 bulan, asal Kecamatan Trowulan. Anak dari Alfian ini masih menjalani perawatan karena di diagnosa DBD. Sebab darah trombosit menurun hingga 27 sampai 21.
Dian ibu dari si balita, menuturkan, sejak Kamis lalu anaknya mengalami panas cukup tinggi dan baru dibawa ke RS pada Sabtu Malam. Bahkan, hingga saat ini masih dilakukan perawatan.
“Awalnya anak saya mengalami panas dingin, dan kondisi badan lemas seperti sudah tak berdaya. Sempat saya bawa ke puskesmas dan membaik. Namun selang besoknya kembali panas dan saya bawa ke RS, hasilnya diagnosa dokter terkena DBD,” tuturnya.
Kata Dian, untuk kondisinya saat ini, dari hasil pemeriksaan dokter yang awalnya darah trombosit menurun sampai 21 kini sudah membaik.
Sementara itu, Kepala seksi Perawatan RS Sakinah Nunuk Kurniati mengatakan, jumlah pasien terindikasi DBD yang masuk sejak Januari 2019 hingga saat ini sebanyak 100 pasien.
“Rata-rata pasien yang masuk di RS Sakinah ini mereka sudah menjalani perawatan di rumah atau ke dokter sekitar, baru setelah 3 sampai 4 hari baru masuk RS,” ungkapnya.
Dikatakan Nunuk, banyaknya kasus DBD yang menyerang anak-anak ini dikarenakan daya tangkal mereka lemah. Atau sistem imunisasi yang belum terbentuk, sehingga anak-anak mudah terserang.
“Rata-rata anak-anak yang masih berusia 1 Samapi 7 tahun,” tegasnya.
Selain itu, pasien yang datang ke RS Sakinah ini, bukan hanya datang dari Kabupaten Mojokerto saja, melainkan dari Kota Mojokerto. Selain itu juga dari wilayah perbatasan, seperti Mojagung, Samben, hingga dari Dawar bwlandong.
“Kemarin yang dari Kota Mojokerto ada dari daerah Blutho dan Magersari,” imbuhnya
Kata Nunuk, gejala awal seseorang terkena DBD itu sebenarnya yang harus diwaspadai bukan pada tensi panas terhadap anak, melainkan yang perlu diperhatikan adalah rasa sakit yang berada di perut.
Jika anak merasa mual dan sakit serta badannya sakit semuanya itu yang harus diwaspadai. Sebab menurut Nunuk kondisi badan panas sebenarnya tidak menjadi patokan awal seseorang terkena DBD.
“Yang sering masyarakat tidak tau, rata rata di lihat dari panas yang terus berkepanjangan atau demam yang terus meningkat. Namun, sebenarnya bukan berada di situ, melainkan patokannya sebenarnya berada di perut yang sering merasa mual dan hampir sama dengan tipes, itu yang seharusnya di perhatikan,” tegas Nunuk.
Nunuk mengimbau, bagi masyarakat agar selalu berwaspada. Selain menunggu dari Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging atau tindakan, masyarakat harus memperhatikan beberapa hal, seperi melakukan 3 M (mengubur, menguras, menutup), penaburan bubuk Abate.
“Dan tidak kalah penting ialah menjaga asupan gizi dan memberi vitamin bagi anak untuk menjaga kekebalan tubuh agar tak mudah terserang,” tukasnya.