JOMBANG, FaktualNews.co – Untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan trombosit bagi pasien DBD, RSUD Jombang bekerja sama dengan beberapa PMI (palang merah indonesia) di beberapa kota.
Direktur RSUD Jombang, Pudji Umbaran mengakui, dalam beberapa pekan terakhir tren penyakit DBD sempat naik. Kendati demikian, kondisi ini tidak berlangsung lama, sebab tren nya kembali turun. Namun demikian, saat ini dia tidak menampik bahwa ada sejumlah pasien positif DBD yang dirawat di RSUD, meski jumlah maupun kondisinya relatif minimal.
“Untuk stok darah kita terus koordinasi dengan PMI, kita juga kerjasama dengan PMI Mojokerto, Malang dan Surabaya untuk pendampingan trombosit, sehingga untuk kebutuhan trombosit sejauh ini bisa terpenuhi,” ungkapnya, Senin (14/01/19).
Sejauh ini, kata Pudji RSUD Jombang belum menjadi pengelola trombosit secara tuntas, sehingga pihaknya akan terus berkoordinasi dengan PMI. Sedangkan untuk penanganan DBD, selain dari Jombang, kerjasama dengan PMI lain ini untuk memenuhi kebutuhan trombosit agar tidak sampai kekurangan.
“Kita kerjasama dengan PMI luar kota, untuk trombosit memang seharusnya secara aktif PMI membuat sendiri, supaya bisa kita manfaatkan namun trombosit ini umurnya singkat sehingga kalau tidak digunakan kan rugi,” jelasnya.
Untuk diketahui, tren penyakit deman berdarah dengue (DBD) di Jombang, mulai nampak. Bahkan, sejak Bulan Desember 2018 hingga Januari 2019 Dinas Kesehatan setempat sudah tercatat 25 kasus positif DBD dengan jumlah korban meninggal sebanyak dua orang.