FaktualNews.co

Kamera Jurnalis Kompas TV Dirampas Saat Liputan Kebakaran Pabrik Briket di Sumenep

Peristiwa     Dibaca : 1260 kali Penulis:
Kamera Jurnalis Kompas TV Dirampas Saat Liputan Kebakaran Pabrik Briket di Sumenep
FaktualNews.co/Supanjie/
Proses mediasi antara jurnalis dan pihak pabrik briket arang batok kelapa di Mapolsek Bluto.

 

SUMENEP, FaktualNews.co – Insiden tak mengenakan dialami jurnalis Kompas TV saat melakukan peliputan kebakaran pabrik briket arang batok kelapa yang berlokasi di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa (22/1/2019) malam.

Bagaimana tidak, kamera jurnalis itu dirampas saat melakukan tugas jurnalisme di lokasi kebakaran. Menurut jurnalis kompas TV Sumenep, Nur Kholis, sekitar pukul 18.36 WIB, ia mendapat informasi kebakaran di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Sumenep.

Sesampainya di lokasi, tepatnya di pintu masuk pabrik briket arang batok kelapa milik PT. Panda Coco Charcoal, bertemu dengan anggota Polsek Bluto.

“Saya menunjukkan ID card dan mohon izin liputan kepada anggota Polsek yang berada di lokasi kebakaran. Saya diantar oleh anggota ke dalam gudang, tempat api,” terangnya.

Setelah mengambil gambar sekitar 6-7 take, seseorang memakai kaos tiba-tiba merampas kamera. Walaupun sempat dijelaskan bahwa dari media, namun penjelasan itu tidak dihiraukan.

“Kamera saya tiba-tiba dirampas,
Saya sempat menjelaskan sudah dapat izin anggota Polsek setempat. Tapi tidak dihiraukan. Lalu meminta saya dan teman wartawan keluar dari lokasi,” imbuhnya.

Ia mengaku heran kenapa tiba-tiba kameranya dirampas. Padahal, menurut dia, dirinya tak memiliki maksud jahat. Apalagi dia merasa sudah melakukan peliputan sesuai standar kerja jurnalistik.

Akibat kejadian tersebut, pria yang akrab disapa Abil ini gagal melakukan peliputan. Ia pun merasa dirugikan dengan kejadian yang dialaminya itu. Untuk itu, tepat pukul 22.00 WIB ia membawa kasus perampasan kamera tersebut ke ranah hukum.

“Saat ini juga saya akan melaporkan kejadian ini ke Polres Sumenep, karena ini sudah jelas menghalangi tugas jurnalistik,” tegasnya.

Sementara menurut penjelasan direktur PT. Panda Coco Charcoal Avazbek Ishbaev, para jurnalis datang di hari yang tidak tepat, disaat ia dalam kondisi panik ditimpa musibah kebakaran.

“Posisi rekan-rekan kan tau di sana, ini belum selesai, api masih belum padam, saya dalam posisi panik. Anda datang di hari yang kurang tepat, mudah-mudahan anda datang di hari yang biasa, saya siap wawancara atau apa, saya siap,” jelasnya saat proses mediasi di Mapolsek Bluto.

Namun, proses mediasi di wilayah hukum Polsek Bluto tampaknya tidak menemukan kata damai. Sehingga peristiwa tersebut dipastikan melalui jalur hukum dengan melaporkan ke Mapolres setempat.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin