FaktualNews.co – Indonesia merupakan negara yang memiliki 127 gunung berapi sebagai rangkaian dari “Ring of Fire” atau cincin api pasifik yakni kawasan yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Terhitung ada sebanyak 7 erupsi gunung berapi di Indonesia sepanjang tahun 2018 lalu.
Serangkaian peristiwa erupsi gunung berapi akan selalu mengakibatkan turunnya hujan abu vulkanik di wilayah sekitar yang terdampak. Tak jarang di antaranya, hujan abu vulkanik mengguyur beberapa daerah yang jauhnya puluhan bahkan ratusan kilometer dari lokasi letusan gunung berapi. Pergerakan material abu vulkanik tersebut tergantung dari parameter letusan gunung, ukuran partikel abu, jumlah abu yang dikeluarkan ke atmosfer bumi, kondisi iklim seperti arah angin, kekuatan dan kelembapan udara sekitar.
Penduduk setempat menggunakan masker dan dilapisi kantong plastik untuk melindungi diri saat berkendara motor terhadap hujan abu vulkanik setelah letusan Gunung Sinabung beberapa waktu lalu.
Konsekuensi dari paparan hujan abu vulkanik tersebut bukannya tak berdampak, mengingat kandungan gas beracun pada material abu vulkanik membahayakan tanaman, binatang dan juga kesehatan manusia.
Kandungan partikel dan gas berbahaya yang terkandung di dalam abu vulkanik seperti aerosol, karbon dioksida, sulfur dioksida, asam klorida dan hidrogen fluorida dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
Menurut IVHHN (International Volcanic Health Hazard Network) menyatakan bahwa dampak buruk abu vulkanik bagi kesehatan antara lain sebagai berikut:
Karena bentuknya yang tajam, abu vulkanik dapat langsung menggores dan merusak lapisan kornea yang menyebabkan iritasi, kemerahan, gatal, perih hingga terus menerus mengeluarkan air mata.
Sifat asam pada abu vulkanik juga dapat menimbulkan efek gatal, iritasi dan infeksi pada kulit. Hal tersebut bisa terjadi melalui paparan udara langsung ataupun secara tidak sadar ketika menggunakan air yang sudah tercemar abu vulkanik, terlebih bagi sebagian orang yang mempunyai kulit sensitif.
Seseorang yang terpapar partikel dan gas abu vulkanik dapat mengalami gangguan saluran pernapasan. Diantaranya yakni bersin, pilek, iritasi dan radang tenggorokan, batuk, sesak napas, dan infeksi saluran pernapasan
Abu vulkanik yang terhirup dapat merangsang peradangan di paru-paru serta luka di saluran pernapasan. Luka tersebut dapat menyebabkan luka permanen pada alveolus yang dalam jangka panjang berpotensi menyebabkan kanker.
Untuk menghindari dampak negatif abu vulkanik terhadap kesehatan, maka paparan abu vulkanik tersebut harus dicegah dengan berada sejauh mungkin dengan lokasi letusan. Pastinya air dari sumber air yang telah tercemar tidak boleh dikonsumsi. Selain itu juga dengan mengurangi aktivitas di luar rumah. Penggunaan masker merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Alat perlindungan diri seperti pakaian tebal atau berlapis, kaca mata, juga diperlukan untuk mengurangi iritasi abu dengan mata.
Tak hanya soal ancaman kesehatan, paparan debu vulkanik juga berdampak pada pengendara dan pemilik kendaraan. Guyuran abu yang tebal dapat membuat jalanan mungkin menjadi licin, serta jarak pandang yang terbatas sehingga berbahaya bagi pengguna jalan.
Namun, jika memang berkendara sangat diperlukan, berikut ini tips berkendara motor saat hujan abu vulkanik:
Untuk menghindari kecelakaan akibat jalanan licin dan jarak pandang yang terbatas maka kendarai dengan kecepatan dibawah normal. Jangan lupa untuk menyalakan lampu motor Anda, karena selain membantu menambah jarak pandang, lampu juga akan berguna sebagai isyarat keberadaan anda pagi pengguna jalan yang lain.
Untuk mencegah debu vulkanik terhirup secara langsung, pastikan gunakan masker saat berkendara. Sebab debu vulkanik sangat berbahaya bagi saluran pernapasan seperti yang telah disampaikan pada poin diatas sebelumnya.
Sama seperti masker, kacamata juga merupakan hal yang penting digunakan saat berkendara motor ditengah hujan abu vulkanik, terutama bagi yang memakai helm half-face sebab sebaran abu bisa masuk melalui sela-sela helm. Selain itu, kacamata yang dimaksud adalah goggle atau kacamata berkendara dimana kacamata tersebut menutup penuh bagian mata sehingga melindungi dari paparan abu vulkanik sekaligus menjaga pandangan saat berkendara.
Gunakan pakaian yang tebal atau berlapis. Hal ini mencegah kulit anda terpapar material abu vulkanik yang bisa mengakibatkan iritasi dan gatal.
Dengan merencanakan rute perjalanan Anda saat berkendara, Anda bisa menghindari medan jalanan yang berat dan berbahaya saat hujan abu vulkanik turun.
Sangat tidak dianjurkan berkendara motor ditengah hujan abu vulkanik. Namun jika hal tersebut mendesak dan tak dapat dihindari, anda bisa menggunakan tips berkendara di atas.