FaktualNews.co

Masih Beredar, DP Jombang Minta Disdik Tarik Buku SD yang Sebut NU Berpaham Radikal

Nasional     Dibaca : 1377 kali Penulis:
Masih Beredar, DP Jombang Minta Disdik Tarik Buku SD yang Sebut NU Berpaham Radikal
Buku ajar SD yang menyebutkan NU salah satu organisasi radikal masih beredar di Jombang.

JOMBANG, FaktualNews.co – Terkait polemik buku panduan belajar untuk kelas V SD/MI, Dewan Pendidikan (DP) Kabupaten Jombang, meminta Dinas Pendidikan setempat segera menarik buku yang menyebut Nahdlatul Ulama atau NU sebagai organisasi radikal.

Penarikan buku panduan belajar tersebut, menurut anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang, Sutono, sebagai upaya tindak lanjut atas instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Pria berkacamata ini sangat menyayangkan diksi “organisasi radikal” yang digunakan oleh Kemdikbud dalam buku tersebut. Pemahaman seperti ini, menurutnya akan berbahaya, terutama jika diajarkan kepada siswa-siswi SD/MI.

“Kalau sudah ada instruksi dari Mendikbud untuk ditarik, Disdik Jombang harus segera menindaklanjuti di lapangan,” tegas Sutono, Kamis (7/2/2019).

Dijelaskanya, frasa “patriotisme” menurutnya, lebih tepat disematkan pada konteks perjuangan kemerdekaan masa lalu, dari pada “organisasi radikal”, yang diartikan sebagai organisasi yang bersikap keras menentang penjajahan Belanda.

“Memang harus segera ditarik dari sekolah, karena mudarat yang ditimbulkan sangat besar,” tuturnya.

Sementara, hingga saat ini Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, Budi Nugroho belum bisa dikonfirmasi saat dihubungi melalui ponselnya.

Sebelumnya, buku yang menjadi polemik tersebut adalah buku tematik tema 7 “Peristiwa Dalam Kehidupan” kurikulum 2013 untuk siswa SD/MI kelas V.

Buku ajar tersebut adalah buku pegangan siswa kelas V SD/MI. Buku itu dinilai berpotensi merugikan bagi organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Dalam buku tertulis, Masa Awal Radikal, yakni tahun 1920-1927-an. Disitu dijelaskan, Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah pada abad ke-20 disebut masa radikal karena pergerakan-pergerakan nasional pada masa ini bersifat radikal atau keras terhadap pemerintah Hindia Belanda.

Selanjutnya, mereka menggunakan asas nonkoperatif dan tidak mau bekerja sama. Organisasi-organisasi yang bersifat radikal adalah Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Nahdlatul Ulama (NU), Partai Nasionalis Indonesia (PNI).

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul