Wisata

Tak Ada Perhatian Pemerintah, Belasan Goa Jepang di Pasuruan Merana

PASURUAN, FaktualNews.co – Zaman penjajahan di Kabupaten Pasuruan masih meninggalkan jejak hingga saat ini. Peninggalan ini berupa goa Jepang di wilayah Dusun Nglawang, Desa Watukosek, Kecamatan Gempol. Bahkan terdapat sebanyak 12 goa. Kuat dugaan, keberadaan goa tersebut dahulunya digunankan sebagai bunker.

Keberadaan goa ini disebut sebagai pertahanan sekaligus tempat logistik peralatan tempur. Warga setempat berharap, peninggalan bersejarah di kaki Gunung Perahu tersebut dilestarikan dan dijadikan tempat salah satu wisata sejarah di Jawa Timur,  khusunya di Kabupaten Pasuruan.

Untuk menuju ke goa ini aksesnya ini cukup mudah. Lokasinya tak jauh dari jalan nasional jurusan Pasuruan-Mojokerto. Untuk ke lokasi, para pengunjung bisa mengendarai motor maupun mobil. Berdasar cerita warga setempat. Goa yang berada di kawasan Perhutani KPH Ngoro ini jumlahnya mencapai 12 goa. Sementara jarak antara goa satu dan goa lainnya sekitar 30 sampai 50 meter.

Bentuk goanya hanya lurus dan buntu, panjangnya pun berbeda-beda. Kesemuanya goa ini tidak terhubung satu dengan lainnya. Hanya saja, masih berada di lokasi yang sama. Dugaan karena goanya banyak tertutup material tanah. Meski demikian tak semuanya bisa dijangkau oleh pengunjung, sejauh ini yang bisa dijangkau hanya enam goa.

Sisanya terkendala akses terjal, bahkan sebagian lainnya tertutup material tanah dan tanaman liar yang tak pernah dibersihkan. Seperti umumnya, kondisi dalam goa terlihat masih alami, gelap dan banyak kelelawarnya. Goresan bekas galian di dindingnya pun tampak jelas, sebagian diantaranya terdapat lubang ventilasi udara di bagian atasnya.

Ketua LMDH Watukosek, Abdurrohman, mengatakan, goa ini sudah dikelola sebagai tempat wisata sederhana oleh warga setempat bekerja sama dengan Perhutani.

“Pengunjungnya terbilang banyak, mereka tak hanya dari warga lokal, tapi juga tamu dari luar Pasuruan. Seperti Surabaya, Sidoarjo, Probolinggo dan Mojokerto,” ujar Abdurrohman.

Namun, keberadaan wisata baru ini kurang maksimal. Apalagi lokasinya tepat bersebalahan dengan kawasan pusat Pendidikan Brimob Watukosek Pasuruan. Sayangnya, selama ini tidak ada perhatian dari instansi terkait. Goa ini bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah yang bisa mengangkat perekonomian warga sekitar.